Mohon tunggu...
Arnold Adoe
Arnold Adoe Mohon Tunggu... Lainnya - Tukang Kayu Setengah Hati

Menikmati Bola, Politik dan Sesekali Wisata

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Denny Siregar Sarankan Fadly Zon Gabung PKS, Gerindra Klarifikasi Hoaks

7 Februari 2021   21:40 Diperbarui: 7 Februari 2021   22:12 1385
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar : Indonesiakininews

Kemarin, Sabtu 6 Februari 2021, Ketua Umum yang juga Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra, Prabowo Subianto, melantik jajaran kepengurusan DPP Partai Gerindra berdasarkan hasil kongres Partai Gerindra pada 8 Agustus 2020 lalu.

Beberapa media yang memuat berita tersebut, ternyata memframing bahwa politisi Gerindra yang terkenal vokal, Fadly Zon sudah disingkirkan alias tidak dipakai lagi.

Dituliskan bahwa posisi Fadly sudah digantikan oleh cucu pendiri Nahdlatul Ulama, M. Irfan Yusuf Hasyim alias Gus Irfan yang dikukuhkan sebagai Wakil Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Partai Gerindra periode 2020-2025.

Melihat bahwa isu pemecatan, disingkirkan dan sebagainya sudah semakin masif, Gerindra bersuara. Melalui Anggota Dewan Pembina Partai Gerindra Andre Rosiade, Gerindra membantah kabar bahwa Fadli Zon didepak dari jabatan Wakil Ketua Umum Partai Gerindra.

Bukan itu saja, Andre juga menjelaskan bahwa berita dari portal gelora.co yang menjadi rujukan dari banyak pihak adalah hoaks, dan disebutkan oleh Andre bahwa Fadly Zon masih menjabat sebagai Wakil Ketua Umum.

"Ini berita Hoaks. Bang @fadlizon dalam kepengurusan yang baru tetap sbg Waketum dan Wakil Ketua Dewan Pembina. Tolong @geloraco jangan menebar berita Hoaks," tulis Andre di akun twitternya, Minggu (7/2/2021).

Konfirmasi ini memang dapat disebut terlambat. Di medsos, berita tentang tidak terpakainya Fadly Zon sudah terlanjur dilahap oleh netizen.

Bahkan pegiat medsos, Denny Siregar juga menyatakan keprihatinannya terhadap isu didepaknya Fadly Zon ini, dan bahkan menyarankan agar Fadly Zon agar berpindah partai ke PKS. Begini isi cuitan Denny Siregar;

'Hmmm pantas @fadlizon ga sibuk ngetwit lagi sekarang. Apa karena pembelaannya yang mati2an ke FPI itu yg buat dia disingkirkan @Gerindra ya ? Gabung PKS aja, zon.. Biar sesuai hati nurani".

Memang kabar "pemecatan" Fadly Zon ini dari beberapa segi dianggap sebagai sesuatu yang logis, terutama karena sikap dan komunikasi politiknya.

Fadly adalah satu dari sedikit politisi Gerindra yang masih terlihat kerap mengkritik pemerintah meskipun sang Ketum, Prabowo Subianto sudah bergabung dengan pemerintah.

Fatsun politik bahwa ketika sebuah partai bergabung dengan pemerintah dan mesti menjadi corong bagi pemerintah, mempunyai perkecualian dalam diri Fadly Zon.

Cuitan dari Denny Siregar menjelaskan salah satu contoh, yakni saat FPI dilarang dan dibubarkan oleh pemerintah. Saat itu, Fadly Zon tiba-tiba berubah menjadi seperti jubir bahkan penasehat hukum FPI dengan membela FPI.

Inilah yang membuat Denny Siregar nampaknya menilai bahwa Fadly Zon ini berseragam Gerindra tapi hatinya adalah PKS, supaya selaras, dan jika benar tersingkir di Gerindra, maka Denny menyarankan agar Fadly pindah ke PKS.

Ini memang lucu-lucuan Denny saja, tidak semudah itu. Soal usulan partai yang bisa dipiliha Fadly jika pindah, menariknya ada netizen yang menganggap Fadly cocok juga jika bergabung di Demokrat. Wah.

Jika kita kembali ke kepentingan politik, Fadly kemungkinan besar tidak akan disingkirkan Gerindra. Meskipun kerap berbeda, Fadly adalah aset berharga, Gerindra meskipun secara de facto bergabung dengan pemerintah, masih nampak tipis juga menjaga kemungkinan mereka untuk kembali beroposisi.

Jika akhirnya harus beroposisi lagi, mereka paling tidak masih mempunyai Fadly yang oposisi tulen nantinya.

Selain itu, tanpa Fadly no party. Sindiran, satire Fadly melalui puisi, lalu kemampuannya untuk berdiskusi dengan runut dan logis masih dibutuhkan. Tak akan menarik lagi, jika benar-benar, Fadly disingkirkan. Denny Siregar juga tak lagi punya lawan untuk perang twit yang dapat dikatakan seimbang.

Referensi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun