Fadly adalah satu dari sedikit politisi Gerindra yang masih terlihat kerap mengkritik pemerintah meskipun sang Ketum, Prabowo Subianto sudah bergabung dengan pemerintah.
Fatsun politik bahwa ketika sebuah partai bergabung dengan pemerintah dan mesti menjadi corong bagi pemerintah, mempunyai perkecualian dalam diri Fadly Zon.
Cuitan dari Denny Siregar menjelaskan salah satu contoh, yakni saat FPI dilarang dan dibubarkan oleh pemerintah. Saat itu, Fadly Zon tiba-tiba berubah menjadi seperti jubir bahkan penasehat hukum FPI dengan membela FPI.
Inilah yang membuat Denny Siregar nampaknya menilai bahwa Fadly Zon ini berseragam Gerindra tapi hatinya adalah PKS, supaya selaras, dan jika benar tersingkir di Gerindra, maka Denny menyarankan agar Fadly pindah ke PKS.
Ini memang lucu-lucuan Denny saja, tidak semudah itu. Soal usulan partai yang bisa dipiliha Fadly jika pindah, menariknya ada netizen yang menganggap Fadly cocok juga jika bergabung di Demokrat. Wah.
Jika kita kembali ke kepentingan politik, Fadly kemungkinan besar tidak akan disingkirkan Gerindra. Meskipun kerap berbeda, Fadly adalah aset berharga, Gerindra meskipun secara de facto bergabung dengan pemerintah, masih nampak tipis juga menjaga kemungkinan mereka untuk kembali beroposisi.
Jika akhirnya harus beroposisi lagi, mereka paling tidak masih mempunyai Fadly yang oposisi tulen nantinya.
Selain itu, tanpa Fadly no party. Sindiran, satire Fadly melalui puisi, lalu kemampuannya untuk berdiskusi dengan runut dan logis masih dibutuhkan. Tak akan menarik lagi, jika benar-benar, Fadly disingkirkan. Denny Siregar juga tak lagi punya lawan untuk perang twit yang dapat dikatakan seimbang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H