"Oh..baik kalau begitu abang, soalnya barang saya lumayan banyak"
Saya lalu kembali bingung. Membawa barang banyak tapi minta dijemput dengan sepeda motor, hmm.Â
Akan tetapi, akhirnya, percakapan lewat telepon itu usai dan tetap menyisakan kebingungan itu.
Beberapa jam kemudian kami bertemu. Barang Maria memang cukup banyak, dan saya rasa tidak akan cukup dibawa dengan sepeda motor.
"Motor abang dimana?" tanya Maria.
"Itu.." tunjuk saya pada sepeda motor beneran, yang sedang diparkir di bawah pohon.
"Lah, kata abang dengan motor, itu kan kereta?" kata Maria sambil tersenyum.
"Ohhh.....". jawab saya pendek, lalu kami segera berekonsiliasi tentang beda pemahaman itu. "Baiklah...".
 Akhirnya Maria memakai taxi bandara, dan saya pulang dengan kereta, eh, sepeda motor.
Setelah lama di Kupang, Maria sudah terbiasa dengan sebutan sepeda motor, bukan lagi kereta.Â
Soal kereta, pernah kucandai si Maria ini. Â " Lihat saja tanah di Kupang yang berbukit-bukit ini, rel kereta api tidak bisa dibuat disini..".Â