Mohon tunggu...
Arnold Adoe
Arnold Adoe Mohon Tunggu... Lainnya - Tukang Kayu Setengah Hati

Menikmati Bola, Politik dan Sesekali Wisata

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Menebak Taktik Andi Arief yang Klaim Jokowi Sudah Menegur Moeldoko

5 Februari 2021   22:03 Diperbarui: 5 Februari 2021   23:21 1458
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Andi Arief (KOMPAS.com/KRISTIAN ERDIANTO)

Pernyataan dari konfrensi pers Ketua Umum (Ketum) Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono bahwa ada pihak baik dari internal maupun eksternal yang ingin melakukan pengambilalihan kekuasaan di Partai Demokrat terus bergulir bagaikan bola panas.

Setelah akhirnya Kepala Kantor Staf Kepresiden (KSP) Moeldoko disebut-sebut sebagai elemen kekuasaan yang terlibat dalam upaya ini, Demokrat juga menunggu balasan dari surat yang dikirimkan ke Presiden Jokowi.

Kemarin, Mensekneg, Pratikno mengatakan bahwa Istana tidak perlu membalas surat tersebut karena merasa bahwa persoalan ini hanyalah persoalan internal Demokrat.

Petinggi partai Demokrat nampak kecewa dengan pernyataan Pratikno, mungkin berharap respon lebih dari Jokowi. Istana nampaknya hanya sedang menetralisir kegaduhan yang terjadi.

Di tengah situasi tersebut, pernyataan politisi Andi Arief kembali menaikkan tensi kegaduhan.

Andi Arief menyebut bahwa Moeldoko telah mendapat teguran dari Presiden Jokowi, terkait dengan isu kudeta Demokrat.

"KSP Moeldoko sudah ditegur Pak Jokowi. Mudah-mudahan tidak mengulangi perbuatan tercela terhadap Partai Demokrat," kata Andi Arief yang juga adalah Ketua Bappilu Partai Demokrat itu kepada wartawan, Jumat (5/2).

Pernyataan ini lantas membuat situasi menjadi ramai lagi, banyak pihak yang akhirnya berkomentar.

Partai Golkar melalui  Ketua DPP Golkar Dave Laksono meragukan pernyataan Andi Arief ini dan mempertanyakan sumber Andi Arief berasal darimana karena Istana sendiri tidak berkomentar apa-apa.

Senada dengan Golkar, Nasdem juga mempertanyakan klain Andi Arief ini melalui Waketum NasDem Ahmad Ali, bahkan Ahmad Ali mempertanyakan apa kesalahan yang dibuat oleh Moeldoko sehingga ditegur oleh Jokowi.

Selain itu, ada PPP yang mengatakan tak mungkin Jokowi menegur Moeldoko karena tidak ada urusan dengan pemerintahan Jokowi.

"Saya kira ndak ada urusan dengan Jokowi, ya. Tidak ada urusan dengan internal Demokrat. Maka tidak ada urusannya untuk menegur atau tidak menegur Moeldoko," kata elite PPP Achmad Baidowi.

Jika memang menerima hujan bantahan, apa maksud dari Andi Arief mengatakan hal ini? Paling tidak ada 2 (dua) dugaan yang dapat diberikan.

Pertama, Andi Arief hanya sedang ngumpan saja, biar mendapat respon serius dari pemerintah. Ini memang seperti strategi pukul tiang listrik, biar orang yang sudah mulai ngantuk bangun lagi, dan datang ke lokasi, dan buat keramaian.

Ini memang penting bagi Andi Arief, karena Demokrat tentu tidak mau polemik ini tenggelam begitu saja, dengan adem ayemnya sikap Istana.

Keriuhan diperlukan Demokrat melalui Andi Arief, agar Demokrat jangan dianggap hanya membuat drama tanpa fakta.

Apa yang dikejar? Tentu saja pernyataan resmi Istana bahwa Moeldoko memang telah bersalah dan menyalahi fatsun politik bahwa elemen kekuasaan tidak boleh mengintervensi

Kedua, ini bukan siasat tapi ini benar adanya, bahwa Andi Arief atau Demokrat memang mempunyai sumber informasi di lingkar Jokowi.

Pertanyaan dari Golkar, Nasdem dan PPP terlihat seragam, darimana Andi Arief mendapatkan informasi tersebut?

Ini dapat dibaca dan diduga  bahwa memang hal itu terjadi, bukan dikarang, tapi pihak koalisi hanya heran mengapa informasi ini bisa bocor.

Jika memang bocor, ketika Istana tidak mau bersuara, lalu siapa yang membocorkan, dan ini bisa menandakan bahwa memang ada yang tidak suka dengan manuver Moeldoko.

Dua hal ini tentu saja hanya berupaa opini dan dugaan. Apapun bisa terjadi di politik. Namun yang pasti, bola terus bergulir, dan entah kapan berhenti. Demokrat nampak tidak mempunyai pilihan untuk berhenti, seperti perang, ini seperti perang terbuka.

Artinya pernyataan-pernyataan sejenis seperti yang dikatakan oleh Andi Arief akan sering bermunculan di hadapan publik.

Referensi : 1-2-3

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun