Politisi senior seperti mereka, mungkin perlu aktif untuk mendorong dan mengungkit sosok-sosok muda sehingga regenerasi kepemimpinan di bangsa ini nampak sehat.
Parpol juga seharusnya memiliki peran yang sama. Akan seperti langkah mundur, jika kemunculan Risma, Anies, Ganjar , AHY bahkan Sandi harus tenggelam lagi ketika parpol akhirnya memilih para politisi senior untuk turun di perhelatan pilpres nanti.
Persoalannya, hal-hal seperti ini---regenerasi kepemimpinan, sering terbenam di ambisi politik yang lebih mementingkan kemenangan daripada hal-hal seperti ini.
Maksudnya seperti ini. Jika potensi kemenangan ada di politisi senior, mengapa harus mengusung yunior.
Ini memang akan dilihat dari elektabilitas dan popularitas, tetapi tak dapat dipungkiri bahwa terkadang di cara pikir politik yang ganjil hal demikian tidak dihiraukan lagi.
Bisa dibayangkan seperti ini. Jika pada akhirnya Gerindra maju sendirian dengan Prabowo, dan kemungkinan besar elektabilitas Anies turun, dan Ganjar serta Risma apalagi Puan dirasa tak mampu menahan laju Prabowo, maka supaya terasa apple to apple, maka Mega dan JK dipaksa untuk turun gunung, dan itu bisa saja terjadi.
Semoga tidak, karena kita berhasil adanya kesegaran nantinya di Pilpres nanti. Namun, jikalau itu terjadi, maka akan timbul gelombang menggerutu " yah, dia lagi, dia lagi..". Akan tetapi sekali lagi di politik, apa saja bisa terjadi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H