Sah! Setelah harus melewati beberapa proses, akhirnya Purnawirawan Jenderal, Lloyd Austin resmi menjadi Menteri Pertahanan baru Amerika Serikat.
Salah satu proses penting yang menghambat adalah keberadaan Austin yang belum genap tujuh tahun pensiun dari dinas militer.
Seperti diketahui jendral bintang empat Angkatan Darat AS ini pensiun pada 2016, padahal ada Undang-undang (UU) yang mengatur bahwa seseorang mesti genap tujuh tahun pensiun baru boleh menjabat di pos Menhan AS.
Beruntung bagi Austin. Akhirnya DPR dan Senat memberikan persetujuan atas pengabaian dari UU tersebut yang berarti Austin tidak perlu menunggu tujuh tahun sebelum menjadi Menhan.
Resminya Austin terpilih ini menjadikan sebuah sejarah lagi terjadi di AS, khususnya di pemerintahan. Austin menjadi orang pertama keturunan Afro-Amerika yang menjadi Menteri Pertahanan, salah satu jabatan krusial di pemerintahan.
Sebelumnya, dapat dikatakan hanya seorang Colin Powell saja, sebagai orang berkulit berwarna yang pernah mendapat jabatan prestisius di bidang keamanan, namun bukan sebagai  Menhan. Powell pernah menjabt sebagai kepala staf gabungan pada masa pemerintahan George Bush dan Bill Clinton.
Angkatan Bersenjata AS yang diisi 43 Persen Kulit Berwarna
Beragam komentar datang sesudah terpilihnya Austin. Salah satu yang menarik adalah  komentar dari senator AS asal Partai Demokrat , Jack Reed. Reed mengatakan bahwa ini adalah ini bukan hanya sebuah sejarah, namun sebuah kesempatan dan harapan.
Reed bermaksud bahwa terpilihnya Austin memberikan harapan kepada kurang lebih 43 persen prajurit kulit berwarna dari Angkatan Bersenjata AS, bahwa mereka juga memiliki kesempatan untuk mendapatkan posisi jabatan tertinggi di Kementrian Pertahanan.
"Sebagian besar angkatan bersenjata kita saat ini adalah orang Afrika-Amerika atau Latin, dan sekarang mereka dapat melihat diri mereka sendiri di bagian paling atas di Kementerian Pertahanan, yang mewujudkan gagasan tentang peluang," kata Reed.
Senada dengan Reed, anggota DPR AS dari dapil Maryland, Anthony Brown juga mengatakan bahwa  Menhan Austin akan menjadi sebuah kisah inspiratif bagi orang kulit hitam.
"Dia (Austin) seorang komandan militer berpengalaman, pemimpin yang dihormati, dan sebagai orang kulit hitam yang tumbuh di tengah pemisahan untuk mendorong kemajuan sebagai Menhan kita berikutnya," ujar Brown.
Pemimpin Pasukan Melawan ISIS dan Sosok yang Jauh dari Media
Sebelum menjabat sebagai Menhan di masa Presiden Barack Obama, Austin memang sudah mendapatkan jabatan di jajaran atas Kemenhan AS.
Obama menunjuk Austin untuk memimpin Komando Pusat AS dalam wilayah Timur Tengah, Asia Tengah dan sebagian Asia Selatan, dari tahun  2013 hingga 2016. Dalam tugasnya ini, Austin menjadi motor dari operasi militer AS terhadap ISIS di Irak dan Suriah.
Jiwa kepemimpinan Austin bisa dikatakan tidak selaras dengan pendekatannya terhadap media.
Pria kelahiran 8 Agustus 1953 (67 tahun) ini, dikenal sebagai sosok pendiam terutama terhadap media. Austin sering menghindar dari sorotan publik, dan tidak mau banyak memberikan wawancara kepada media apa yang akan , dan sedang dilakukannya, berkaitan dengan operasi militer.
***
Terpilihnya Austin sekali lagi menandakan bahwa AS telah siap untuk perubahan, bukan saja dengan memberi tempat tetapi menandaskan bahwa kaum minoritas memiliki kesempatan yang sama untuk menduduki jabatan tertinggi di pemerintahan.
Barack Obama telah membuka jalannya, lalu di tahun ini juga, Â pendamping Joe Biden Wapres Kamala Harris tercatat dalam sejarah menjadi wanita pertama, wanita kulit hitam pertama, dan wakil presiden AS keturunan Asia pertama.
Publik tinggal menunggu, apa yang akan menjadi gebrakan Austin sebagai Menhan nantinya. Kabarnya Austin dikenal keras terhadap China dan Rusia. Kita tunggu saja.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H