***
Sebenarnya ada maksud "baik" dari pernyataan HNW ini. Ada harapan besar dari HNW terhadap Risma, bukan sekadar membungkus nasi.
Dalam cuitannya yang serupa, HNW mengatakan bahwa  tugas Risma adalah membuat kebijakan- kebijakan yang  solutif visioner, seperti dapat memperbaiki data untuk Bansos dan lain sebagainya.
Persoalannya bagi politikus tak ada sesuatupun yang dapat nampak hitam dan putih melalui pernyataannya. Kemungkinan besar ada motif tersembunyi di balik pernyataan tersebut.
Ini lumrah, apalagi melihat posisi HNW yang sebagai oposisi seperti Roy Suryo yang mulai getol menyindir Risma, dan secara politik, ini dihubungkan dengan persaingan menuju konstelasi Pilgub mendatang.
Baik, bagaimana jika kita kesampingkan muatan politik itu, apakah pernyataan HNW ini tepat? Ini dapat diperdebatkan juga. Jika memakai cara berpikir Selly Andriani, apakah Risma tidak boleh membungkus nasi, ketika memang terjadi bencana? Kan tidak juga demikian.
Apalagi, soal data, sual solusi visioner, rasanya bukan "makanan" baru bagi Risma. Risma dikenal sebagai walikota yang visioner dengan memanfaatkan basis data yang kuat.
Baik, jika memakai cara berpikir HNW, mengapa Risma tidak segera melakukannya, daripada memilih membungkus nasi? Nah, ini juga tidak proporsional.
Perlu disadari bahwa masa jabatan Risma baru dalam hitungan hari, dan tidak ada yang tahu kan, bahwa mungkin saja pembenahan ini telah mulai dilakukan Risma namun masih membutuhkan waktu lebih lama untuk mengatahui hasilnya.
Sampai di poin ini, publik mungkin hanya perlu menyadari bahwa komentar oposisi adalah sesuatu yang biasa dalam politik, anggap saja itu seperti orang sedang makan dan minum. Jika tidak melakukannya, maka akan lapar dan dahaga.
Risma masih sibuk membantu korban, kita berharap sesudah bencana yang datang beruntun ini usai, pekerjaan rumah di kemensos yang disinggung HNW juga dapat segera dibenahinya. HNW rasanya perlu sabar untuk itu.