Para pemain cepat Napoli seperti Lozano dan Insigne sesekali mampu merepotkan lini belakang Juventus yang digawangi dua bek veteran, Bonucci dan Chiellini.
Akan tetapi jika lihat dari efektifitas taktik, maka Pirlo terlihat lebih berhasil atau unggul dari Gennaro Gatusso.
Meskipun tim Naples masih mendapatkan beberapa peluang gol, namun Napoli tak bisa menguasai bola lebih lama karena pressure Juventus yang lebih berhasil kepada setiap pergerakan sayap yang menjadi andalan dari Napoli.
Bukan itu saja, dalam taktik ini, ketika Napoli bermain lebih dalam maka - pemain Juventus dapat dengan leluasa mengalirkan bola ke kiri dan ke kanan, dan melakukan operan terobosan cepat ketika Ronaldo mulai bergerak membuka ruang.
Artinya secara kreatifitas dan penguasaan bola, Juventus sudah unggul.
Inilah yang benar-benar hilang ketika Juventus ditaklukkan oleh Inter Milan. Pemain kehilangan kreativitas, gagal memegang bola lebih lama dan akhirnya terhukum.
Adagium bahwa siapa yang memegang bola lebih lama memiliki peluang besar untuk menang, terbukti adanya.
Kedua, pemain kunci Napoli yang gagal bersinar dibanding Ronaldo yang matang.
Ketika Napoli ketinggalan 0-1 melalui gol tak terduga Ronaldo, sebenarnya Napoli mempunyai peluang membalikkan keadaan ketika mendapat hadiah tendangan penalti. Sayangnya, Lorenzo Insigne yang menjadi eksekutor, gagal menunaikan tugasnya. Tak biasa, tendangan Insigne melebar.
Di laga besar, hal-hal seperti ini menentukan, mental dan kematangan para pemain kunci menentukan. Juventus lagi dan lagi beruntung memiliki Ronaldo. Di laga ini, Ronaldo mampu memanfaatkan peluang ketika tembok Napoli terlihat amat tebal dalam diri Koulibaly dan Manolas.
Melalui set piece tendangan sudut Bernadeschi, bola liar seperti menemukan Ronaldo yang langsung berhadapan dengan kiper Napoli, David Ospina, dan Ronaldo berhasil mengeksekusinya dengan sempurna.