Di suhu dingin Mapei Stadium, para pemain Juventus bernyanyi gembira "Campione, Campione". Sang Il Capitano, Giorgio Chiellini melompat kegirangan, Christiano Ronaldo saling peluk dengan pemain lainnya, dan wajah Andrea Pirlo  terlihat lepas, bahagia.
Laga Supercup Italia ini diprediksi tak mudah bagi Juventus baik secara teknis maupun mental. Napoli adalah klub yang  mengalahkan mereka di final Coppa Italia lalu dan sedang dalam kepercayaan diri tinggi usai membantai Fiorentina di Seri A dengan skor 6-0.
Sebaliknya bagi Juventus. Kekalahan Juventus dari Inter Milan pada laga terakhir seperti membuat langit Turin seperti runtuh. Jarak dengan AC Milan sebagai pemuncak klasemen bertambah jauh, dan terkikisnya kepercayaan pada sang allenatore, Andrea Pirlo.
Di situasi seperti inilah, Juventus butuh pembuktian, dan pemantik semangat bahwa masih ada harapan bahwa mereka dapat berbuat lebih banyak dan bangkit musim ini .
Akhirnya Juventus kembali mendapatkan kepercayaan dirinya kembali, di laga Supercup Italia, Juventus menaklukkan Napoli dengan skor meyakinkan 2-0, melalui gol dari Christiano Ronaldo dan Alvaro Morata.
Apa kunci keunggulan Juventus dari laga yang dilangsungkan dini hari waktu Indonesia ini. Paling tidak ada 2 (dua) hal yang dapat dikemukakan.
Pertama, pendekatan taktikal Pirlo yang berjalan mulus.
Laga dimulai dengan sangat taktikal. Kedua pelatih sangat berhati-hati dalam memilih formasi dan gaya permainan.
Jika di Juventus, Pirlo memilih 4-4-2 dengan dua winger yang lebih defensif untuk menahan gerak penyerang sayap Napoli dalam formasi 4-2-3-1, maka Napoli memilih untuk bermain lebih ke dalam, sambil menunggu serangan balik.
Pendekatan yang sangat taktikal ini membuat laga berjalan dalam tempo yang lebih lambat. Kedua tim berusaha menunggu dan mencari celah ketika kesalahan terjadi. Di situasi ini, Napoli terlihat berbahaya.Â