Beruntung sesudah kalimat "Mama ee..", Domi beranjak pergi.
Sebenarnya jika Domi tidak beranjak pergi maka saya yang akan beranjak pergi, karena jarang sekali dialog politik amatiran ini berlansung cepat. Bahkan jika saya sudah berhenti ngomong dan pergi, Domi masih komat-kamit sendiri. Memang ada orang yang begitu.
Ah, soal komat-kamit itu, apakah benar Andi Arief memang seperti yang dituduhkan Domi sebagai orang yang tidak ada kerja, komat-kamit tidak jelas?
Mayornya, Domi memang ada benarnya. Jokowi tidak sedang tidur. Jokowi rasanya bukan orang yang tidur di saat rakyatnya membutuhkan. Menteri Sosial, Bu Risma dan jajarannya langsung dimintanya bergerak cepat dalam memberikan bantuan dan menentukan langkah taktis lainnya.
Hanya memang, Andi Arief juga perlu untuk lebih sabar. Peristiwa bencana yang berurutan membuat semuanya perlu diatur. Sebenarnya tidak tidur, sedikit melambat untuk diatur. Melambat bukan berarti diam.
Meminta politisi untuk sabar memang seperti melamun, tapi tak mengapa, jika banyak politisi yang melamun bahkan halu, masak kita tidak berhak untuk itu?
Andi pasti tidak lupa, Jokowi ini presiden periode kedua, yang sudah pernah melewati berbagai bencana di tanah air. Untuk langkah-langkahnya di masa lalu, Jokowi bahkan pernah mendapat penghargaan di masa lalu.
Pada 2018 misalnya, Jokowi mendapat pujian dari Sekretaris Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Gueterres karena kecepatan pemerintah Jokowi dalam menanggulangi bencana gempa dan tsunami di Lombok dan Sulawesi Tengah.
Tapi tak mengapa, Andi Arief itu politisi oposisi dan memang itu kerjaannya. Di pagi hari seperti Domi, Andi juga menyantap berita politik terlebih dahulu, hanya Domi masih kalah, Andi itu full timer, sedangkan Domi itu freelance yang kerap emosional jika bicara soal politik.
Biasanya, memang lebih berbahaya full timer yang emosional. Bisa membuat rekan sendiri menjadi stress , dan bisa terancam terserang sakit stroke. Hanya orang kuat dan yang butuh yang melakukannya.
Hal ini terkadang bisa diatasi---agar jangan lekas strok, dengan mengubah perspektif saja. Seperti cara menenangkan pikiran Domi dengan menjelaskan bahwa Andi hanya  sedang mengerjakan tugasnya, selain itu tak masalah jika sindiran itu diterima pemerintah sebagai dorongan, motivasi.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!