Mohon tunggu...
Arnold Adoe
Arnold Adoe Mohon Tunggu... Lainnya - Tukang Kayu Setengah Hati

Menikmati Bola, Politik dan Sesekali Wisata

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Peran Alvaro Morata, Cara Juventus Lepas dari Ronaldo-Sentris?

6 November 2020   21:59 Diperbarui: 7 November 2020   09:43 406
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Alvaro Morata dan Cristiano Ronaldo Saat Melawan Ferencvaros dalam laga Grup G Liga Champions, 4 November 2020.I Gambar: TIMELINE CR7 via Bolasport.com

Seusai laga Juventus melawan Ferencvaros di Liga Champions,  pandit yang juga sempat melatih Juventus pada 2004-2006, Fabio Capello mengatakan hal menarik kepada Sky Sports demikian '"Bagi saya (Capello),  saat ini Morata adalah Benzema dari Juve untuk Ronaldo. Ini adalah tandem yang bisa memberikan banyak kepuasan, Morata menciptakan ruang untuk Ronaldo".

Apa yang dikatakan oleh Capello sepertinya mewakili kondisi ideal yang diharapkan oleh penggemar Juventus selama ini, terkhususnya sejak Juve mendatangkan Christiano Ronaldo sejak musim 2018/19.

Kira-kira, begini kondisi idealnya; Ronaldo mampu tampil ciamik seperti saat membela Real Madrid, mencetak banyak gol dan meraih banyak trofi bagi klub  dan hal itu dapat terwujud karena Ronaldo didukung partner yang mumpuni untuk berperan sebagai pelayan baginya, seperti yang dilakoni dengan sempurna oleh Karim Benzema.

Di Juventus hal itu belum terjadi, dan nampaknya Juve kesulitan mencari pemain yang cocok  untuk  melakukan Benzema role bagi Ronaldo. Dua pemain yang pernah didorong untuk melakukannya, masih belum berhasil. Gonzalo Higuain gagal, dan Paulo Dybala nampak tidak konsisten.

Lalu di era kepelatihan Andrea Pirlo, didatangkanlah Alvaro Morata dari Atletico Madrid. Dari beberapa laga awal di berbagai kompetisi musim ini, peran Morata nampak begitu menjanjikan dan sudah mengundang pujian. Pantas, karena dari dua setengah pertandingan bersama (Ronaldo-Morata) keduanya telah membuahkan 7 gol bagi Juventus.

Inilah yang tak pelak mengundang Capello untuk berkomentar bahwa Moratalah orang yang tepat yang selama ini dicari oleh Juventus untuk mau bertugas menjadi pelayan bagi Ronaldo. Akan tetapi benarkah demikian? Benarkah bahwa Morata akan benar menjadi seorang partner yang bisa mengorbankan egonya seperti Benzema?

Meskipun bisa dikatakan masih prematur untuk menilai ini, namun dari beberapa pertandingan yang saya cermati dimana Ronaldo dan Morata bermain bersama, saya harus katakan bahwa saya meragukan hal itu terjadi. Mengapa?  Saya akan memberi 3 (tiga) alasan untuk menjelaskan ini, yakni dari sisi Ronaldo, Morata maupun kebutuhan taktik Pirlo.

Pertama, dari sisi Ronaldo, maka saya berpikir, lupakan sudah mimpi bahwa Ronaldo akan tampil sesempurna saat masih di Real Madrid dengan topangan Morata yang sesempurna Benzema sekalipun. Ini jelas berbeda, dan saya harus menyentil tentang pergerakan Ronaldo yang tak seagresif dulu lagi karena faktor usia.

Di masa emasnya di Madrid, Ronaldo dan Benzema meski berbagi peran tapi keduanya bergerak dengan dinamis. Saling berganti posisi, saling bergantian menjemput bola, meski pada eksekusinya nanti Benzema akan memberikan bola pada Ronaldo.

Saat ini pergerakan Ronaldo terbatas. Dahulu, CR7 yang masih bisa bergerak dari kiri secara simultan tanpa henti, menusuk dengan kecepatan dan dribel yang sulit dibaca pergerakannya memang sulit untuk dihentikan lawan, tapi lihat sekarang, Ronaldo sudah nampak berbeda, pergerakannya mudah terbaca, yang tersisa hanyalah insting.

Inilah yang membuat saya berpikir, jika Pirlo jeli membaca ini, maka peran pelayan dari Morata akan sia-sia jika dipaksakan, akan menjadi lebih seimbang apabila saling melayani. Titik eksekutornya bukan lagi di Ronaldo, tetapi bisa juga Morata.

Kedua, dari sisi Morata, maka Morata kembali ke Juventus untuk menjadi eksekutor bukan pengumpan semata. Morata yang saat ini, jelas bukan Morata muda beberapa tahun lalu yang masih "magang" di Juventus. Berbeda. Morata kembali saat ini dengan kematangan disertai ambisi besar, membawa Juventus semakin Berjaya.

Dalam beberapa laga tanpa Ronaldo---saat Ronaldo positif Covid-19, Morata mengambil peran yang lebih besar. Juventus mendapati bahwa tanpa Ronaldo, Morata masih bisa produktif mencetak gol.

Sebelum Morata didatangkan---yang seperti sebuah kejutan, coach Andrea Pirlo mengatakan bahwa dia sangat  membutuhkan seorang pemain lagi yang mampu berperan dengan baik menjadi CF, central forward. Penyerang tengah.

Pirlo tidak mengatakan bahwa dirinya mencari seorang pemain yang mampu menjadi pelayan Ronaldo, tidak!, dia mencari pemain yang mampu menyelesaikan peluang menjadi gol. Ini bisa berarti bahwa Pirlo menyiapkan transisi agar goal getter berpindah dari Ronaldo ke pemain lain, dan pemain tersebut adalah Morata.

Seorang Alvaro Morata tidak diperintah Pirlo menjadi pelayan, tapi mampu mencetak banyak gol juga. Ini menarik dan detail tentang ini saya akan bicarakan di alasan ketiga.

Ketiga, soal taktik yang dimainkan oleh Pirlo. Ada dua taktik dalam dua formasi berbeda yang dicoba dimainkan Pirlo. 4-3-3 ataupun 4-4-2. Kekuatan takti Pirlo adalah di sayap, dan tidak seperti di era Sarri, Ronaldo kali ini tidak dieksploitasi lebih banyak untuk bergerak di sayap.

Saya mencermati Pirlo akan lebih memilih dua penyerang di depan, artinya Ronaldo dan Morata diinstruksikan untuk berdiri sejajar daripada meminta Ronaldo bergerak lebih melebar.

Di laga Seri A melawan Spezia, Ronaldo diminta Pirlo untuk bergerak di tengah bersama Morata, sedangkan melawan Ferencvaros di Liga Champions, Pirlo "menghambat" Ronaldo untuk bergerak dari sayap kiri dengan menempatkan Federico Chiesa.

Ada apa sebenarnya? Sederhana saja, patut diduga bahwa  Pirlo ingin Ronaldo sedikit berlari, mampu mengeksekusi tanpa drible yang terlalu lama, dan melakoni peran yang baru, menjadi tidak egoistis dan rela memberi umpan kepada Morata.

Hasilnya mujarab. Gol kedua Morata tercipta karena assist brilian Ronaldo, dan Juventus menang telak tanpa satu gol pun dari seorang Ronaldo.

Apakah "meminimkan" peran dari Ronaldo ini akan efektif bagi Juventus? Saya akan menjawabnya demikian; Pirlo akan membuat Juventus menjadi lebih hebat ketika Ronaldo bermain di lapangan, dan banyak pemain lain ikut mencetak gol.

Kegagalan Sarri adalah memaksa gaya koletivitasnya tetap seiring dengan Ronaldo-sentris. Harus diakui Ronaldo-sentris tidaklah selalu negatif, tetapi sering menjadi persoalan besar bagi Juventus di laga yang semakin padat.

Secara psikologis hal itu akan membuat pemain lain kurang berkembang, dan berdampak pada macetnya aliran bola, apalagi jika Ronaldo tampil under perform.

Transisi ini tentu bukanlah hal yang mudah, namun Pirlo terlihat mencoba melakukannya, bahkan saya menduga petinggi klub juga mendukungnya.

Perhatikan saja, ketika Ronaldo tidak bermain, isu Ronaldo akan dijual ke PSG mencuat, dan sesudah kemenangan atas Ferencvaros, Pirlo mengatakan agar pemain tidak tampil lagi egoistis, kepada siapa perkataan Pirlo itu; jelas saja itu kepada Ronaldo.

Beberapa hal ini menandakan bahwa Morata jelas bukan datang sebagai pelayan Ronaldo, bahkan mungkin saja kedatangan Morata menjadi bagian dari tahapan dimana Juventus tanpa Ronaldo di masa mendatang adalah Juventus dengan Morata dan barisan pemain muda lainnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun