Salah satu media daring memuat berita tentang mobil Wakil Presiden, Ma'ruf Amin yang kehabisan bahan bakar.
Di berita tersebut bahkan ada cuitan dari Lambe Turah yang mengambil komentar netizen tentang sebuah mobil berplat INDONESIA yang sedang diisi bahan bakar dengan jeriken dengan bunyi cuitan "Mobil Presiden Kehabisan BBM??".
Ya, namanya berita daring yang butuh klik, lalu mulai diisi bermacam-macam bumbu, seperti pentingnya melihat indikator bahan bakar mobil dan lain sebagainya.
Sebagai rakyat jelata, saya malah langsung berpikir siapa sih supirnya, bukannya harusnya dia mengecek dulu bahan bakar sebelum mengantar Wapres? Kok bisa-bisanya begitu? Itu kan namanya makan gaji buta. Pecat!!. Jahat banget kan. Maaf om supir.
Selain itu ada juga pemikiran politis sih, pikiran mengadu domba sebenarnya. Jika memilih bersikap sebagai haters pemerintah maka saya akan langsung berpikir demikian. "Bahan bakar mobil sendiri saja tidak mampu diurus, apalagi mengurus rakyat?".
Syukurnya, ada berita yang memberikan penjelasan yang lebih masuk akal tentang apa yang telah terjadi. Â
Sebenarnya begini, seperti yang dijelaskan oleh Kepala Sekretariat Wakil Presiden Mohammad Oemar sebagai klarifikai. .
Menurut Oemar, jadi video itu benar adanya, tetapi faktanya yang keliru. Jadi pengisian bensin dengan jeriken karena tidak ada SPBU dengan BBM beroktan tinggi, yang harus dikonsumsi oleh mobil dari Wapres itu.
"Pengisian BBM dari jeriken dilakukan karena tidak adanya SPBU yang memiliki bahan bakar minyak (BBM) sesuai kriteria mobil VVIP dan bukan karena mobil tersebut kehabisan BBM," kata Oemar dalam keterangan resmi, Sabtu (11/7/2020).
Oemar lalu menambahkan bahwa dalam setiap perjalanan VVIP selalu disiapkan BBM cadangan dalam jeriken di mobil teknisi.
Nah, ketika diperlukan pengisian BBM dan tidak tersedia BBM yang sesuai spesifikasi mobil VVIP di SPBU setempat, maka digunakan BBM cadangan yang telah disiapkan.
Baiklah, masuk akal, tapi saya tidak mau gampang percaya, khususnya soal bahan bakar ini. Â Benarkah mobil Wapres memiliki keistimewaan bahan bakar seperti itu?
Sayangnya saya tidak menemukan tentang bahan bakar yang khusus ini, dan apa yagn dimaksud dengan bahan bakar oktan tinggi, apakah tidak ada di pasaran Indonesia?
Sebagai informasi tambahan, Â mobil dinas yang digunakan Wapres Ma'ruf Amin ini berjenis Mercedes-Benz S600 Guard. Mobil pabrikan Jerman yang sama dan juga digunakan oleh Presiden Jokowi.
Mobil ini luar biasa, karena berbagai fitur smart dan juga dengan keamanan yang tinggi.  Dalam mobil ini terdapat  fitur night view assist plus, sistem lampu cerdas LED, dan Kamera 360.
Untuk bagian interior, S 600 Guard dilengkapi sandaran kaki dan bantal pada jok belakang, serta sistem multicontour, yang mampu memanjakan penumpang karena bisa mengatur mode penghangat dan pijat.
Penumpang juga bisa melakukan panggilan bisnis melalui telepon yang terintegrasi dengan handset dan layar sentuh. Ada pula lampu baca dengan teknologi LED.
Mercedes-Benz S 600 Guard juga memiliki tignkat keamanan tertinggi karena adanya fitur tangki bahan bakar self-sealing yang anti bocor dan bisa memadamkan api.
Soal bahan bakar ini katanya memang tidak ada sesuatu yang khusus, kabarnya bahan bakar sudah disesuaikan dengan kondisi di Indonesia.
Benar, kendaraan ini harus diisi dengan bahwa bakar yang memiliki oktan tinggi, dan sudah tersedia secara luas yakni Pertamax  Turbo.
Lalu?
Jadi begini saja, ini ceritanya.
Mobil Wapres ini tidak kehabisan bahan bakar hanya ingin menambah bahan bakar untuk keperluan perjalanan. Â Kemungkinan SPBU di dekat situ sedang tidak menyediakan Pertamax Turbo (BBM beroktan tinggi yang disyaratkan).
Akhirnya sesuai prosedur, diisi saja dengan jeriken dari mobil teknisi yang menyertai mobil tersebut, biar yang masih ada bertambah dan cukup untuk melanjutkan perjalanan.
Lalu mungkin ada yang bertanya, apakah Wapres ada di dalam mobil tersebut? Katanya tidak ada, ini hanya mobil cadangan. Â Wapres dimana? Saya tidak tahu.
Lagian, jika memang benar BBM mobil RI 2 ini habis, ya biasa saja, mungkin buru-buru jadi lupa dicek. Gitu saja. Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H