Kerjaan tambahan Gerindra lagi sedang banyak, sehingga tidak mempunyai waktu untuk menanggapi perbuatan orang iseng.
Misalnya Ketua Umum mereka, yang menjabat Menteri Pertahanana Prabowo Subianto yang ditunjuk untuk leading sector lumbung pangan nasional, nah ini saja menyedot pikiran dan energi, daripada harus mengurus, mengusut perbuatan lucu-lucuan lobster emas ini.
Di dalam konteks ini, Gerindra sebenarnya juga perlu menjaga elektabilitas partai mereka. Mengurus hal yang receh, namun tidak meningkatkan pamor di depan publik akan berusaha dihindari oleh mereka.
Gerindra perlu memilah mana yang perlu direspon dan berguna dari sisi politik elektoral, dan mana yang tidak dan akan menghabiskan tenaga.
Kedua, Gerindra berhati-hati dalam menangani lucu-lucuan lobster emas ini.
Maksudnya seperti ini. Meski ingin marah, tetapi isu lobster ini akan dengan mudah dipolitisasi dan akan kontraproduktif bagi Gerindra sendiri.
Isu dan logo lobster emas ini jelas berkaitan dengan kursi Menteri Kelautan dan Perikanan, Edhy Prabowo.
Belakangan ini, Â kabar miring isu lobster dan benihnya (benur) menjadi perbincangan hangat di ruang publik yang membuat perseteruan terjadi antara Gerindra dan Susi Pudjiastuti. Â
Kontroversi dan debat tentang kebijakan ini nampaknya akan terus bergulir.
Dengan tidak menanggapi logo "lobster emas" ini, secara tidak langsung Habiburokhman dan rekan elit Gerindra lainnya berusaha menjaga agar kursi Edhy tetap aman. Â
"Yang terpenting Pak Menteri Edhy Prabowo tidak korupsi dan tidak menyalahgunakan wewenang untuk pribadi atau kelompok. Sebaliknya saat ini beliau dianggap pahlawan oleh para nelayan," kata Habiburokhman.