Mohon tunggu...
Arnold Adoe
Arnold Adoe Mohon Tunggu... Lainnya - Tukang Kayu Setengah Hati

Menikmati Bola, Politik dan Sesekali Wisata

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Memahami Tersakitinya Relawan Anies karena Reklamasi Ancol

6 Juli 2020   12:32 Diperbarui: 6 Juli 2020   12:39 169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berita bahwa relawan pendukung Anies Baswedan pada Pilgub 2017 kecewa pada Gubernur pilihannya menggelitik saya. Ceritanya, para relawan ini sakit hati karena Anies mengeluarkan izin untuk reklamasi Ancol.

Kelompok relawan yang dalam berita itu diwakili oleh Jaringan Warga (Jawara), Forum Lintas Masyarakat Jakarta Utara dan Forum Komunikasi Nelayan Jakarta merasa bahwa Anies membohongi mereka dengan melanggar janji kampanye.

Dari beberapa pernyataannya, relawan memang terlihat tersakiti, seperti pernyataan mereka di bawah ini.

"Nah ini adalah penyelewengan dari satu janji kampanye di mana janji kampanye itu bukan sembarangan, menurut saya ini adalah satu faktor yang membedakan antara sosok Anies dengan saingan politiknya saat itu. Yang satu mendukung reklamasi, yang satu menolak reklamasi. Itu yang membuat Anies jadi pak gubernur. Ini pak gubernur harus ingat, penolakan reklamasi itulah yang membuat dia jadi gubernur. Nah sekarang dia langgar," kata Ketua Forum Lintas Masyarakat Jakut Sandi Suryadinata di Pantai Karnaval Ancol, Jakarta Utara, Minggu (5/7/2020)

Perhatikan dari pernyataan itu, ada kata janji kampanye yang membuat mereka mendukung Anies dengan segala upaya, jiwa dan raga tetapi pada akhirnya dibelakangi Anies. Sakitnya itu disini.

Kasihan para relawan ini, karena soal reklamasi Ancol ini, saya perhatikan terlalu banyak alasan yang dapat diberikan oleh Anies untuk membela diri.

Ini ibarat cowok selingkuh, dan menyebutkan berjuta alasan penyebab, karena kurang diperhatiin, kurang berdandan, atau kurang apalah. Jadi intinya soal salah pengertian, yang salah yang diselingkuhi bukan penyelingkuh. Begitu kira-kira.

***

Soal Anies meneken Keputusan Gubernur (Kepgub) Nomor 237 Tahun 2020 tentang Izin Pelaksanaan Perluasan Kawasan Rekreasi Dunia Fantasi (Dufan) Seluas sekitar 35 hektare dan Kawasan Rekreasi Taman Impian Ancol Timur Seluas 120 hektare pada 24 Februari 2020 ini, berbagai alasan diberikan.

Paling tidak ada dua; Pertama, Anies akan mengatakan bahwa reklamasi itu adalah bukan membuat pulau tetapi hanya memperluas daratan. Hal ini sudah dijelaskan Kepala Bidang Perencanaan dan Pemanfaatan Ruang Kota Heru Sunawan dilansir dari  Koran Tempo edisi 30 Juni 2020.

Jadi om relawan, makna reklamasi itu yang dijanjikan itu tidak masuk ke dalam konteks ini om. Jadi harus mafhum.

Kedua, ramai di media bahwa Pemda DKI ingin juga menjelaskan bahwa reklamasi Ancol ini hanyalah sebuah kelanjutan dari wilayah yang sebenarnya suda merupakan hasil reklamasi sebelum-sebelumnya.

Jadi maksudnya adalah area baru di Ancol yang sebelumnya terbentuk dari tanah kerukan ini harus diatur pemanfaatannya, mesti diterima karena ini juga demi kepentingan publik.

Dua hal ini terlihat logis akan tetapi nampaknya tetap tidak bisa diterima, karena belum menjawab berbagai pertanyaan berkaitan dengan janji atau komitmen Anies waktu Pilgub.

Misalnya, soal esensi penolakan reklamasi karena berkaitan dengan kekuatiran bakal merusak kawasan perairan Ancol serta kawasan tempat pengambilan material pasir untuk bahan pengurukan.

Bukankah ini akan membuat  ekosistem perairan semakin hancur dan juga ekosistem darat mengalami kerusakan? Anies harus diakui menentang ini di Pilgub lalu.

****

Lalu bagaimana sekarang? Surat Keputusan Gubernur mungkin akan sulit dicabut kembali, hati yang tersakiti juga akan sulit untuk sembuh.

Singkat saja sih, ini pelajaran bagi relawan, bukan Anies saja tetapi relawan siapapun. Relawan itu berasal dari kata "rela", jadi relakan saja sudah jika akhirnya diselingkuhi.

Lagian relawan itu memang sering dilupakan sesudah kekuasaan didapatkan. Apalagi relawan juga akan dipertanyakan karena nampak tidak ikhlas jika protes sana sini.

Supaya sederhana, jika merasa diselingkuhi ya segera move on, mau berganti baju dari relawan sebagai aktivis juga baik, atau memilih untuk mencari pacar baru. Di politik, itu hal yang biasa.

Referensi : 1-2

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun