Mohon tunggu...
Arnold Adoe
Arnold Adoe Mohon Tunggu... Lainnya - Tukang Kayu Setengah Hati

Menikmati Bola, Politik dan Sesekali Wisata

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Memahami Tersakitinya Relawan Anies karena Reklamasi Ancol

6 Juli 2020   12:32 Diperbarui: 6 Juli 2020   12:39 169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kedua, ramai di media bahwa Pemda DKI ingin juga menjelaskan bahwa reklamasi Ancol ini hanyalah sebuah kelanjutan dari wilayah yang sebenarnya suda merupakan hasil reklamasi sebelum-sebelumnya.

Jadi maksudnya adalah area baru di Ancol yang sebelumnya terbentuk dari tanah kerukan ini harus diatur pemanfaatannya, mesti diterima karena ini juga demi kepentingan publik.

Dua hal ini terlihat logis akan tetapi nampaknya tetap tidak bisa diterima, karena belum menjawab berbagai pertanyaan berkaitan dengan janji atau komitmen Anies waktu Pilgub.

Misalnya, soal esensi penolakan reklamasi karena berkaitan dengan kekuatiran bakal merusak kawasan perairan Ancol serta kawasan tempat pengambilan material pasir untuk bahan pengurukan.

Bukankah ini akan membuat  ekosistem perairan semakin hancur dan juga ekosistem darat mengalami kerusakan? Anies harus diakui menentang ini di Pilgub lalu.

****

Lalu bagaimana sekarang? Surat Keputusan Gubernur mungkin akan sulit dicabut kembali, hati yang tersakiti juga akan sulit untuk sembuh.

Singkat saja sih, ini pelajaran bagi relawan, bukan Anies saja tetapi relawan siapapun. Relawan itu berasal dari kata "rela", jadi relakan saja sudah jika akhirnya diselingkuhi.

Lagian relawan itu memang sering dilupakan sesudah kekuasaan didapatkan. Apalagi relawan juga akan dipertanyakan karena nampak tidak ikhlas jika protes sana sini.

Supaya sederhana, jika merasa diselingkuhi ya segera move on, mau berganti baju dari relawan sebagai aktivis juga baik, atau memilih untuk mencari pacar baru. Di politik, itu hal yang biasa.

Referensi : 1-2

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun