Mohon tunggu...
Arnold Adoe
Arnold Adoe Mohon Tunggu... Lainnya - Tukang Kayu Setengah Hati

Menikmati Bola, Politik dan Sesekali Wisata

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Dugaan Pesugihan Pedagang Bakso, Antara Percaya dan Tidak Percaya

28 Juni 2020   12:52 Diperbarui: 28 Juni 2020   13:00 1265
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Illustrasi : solopos.com

Dulu di dekat kampus, ada sebuah warung yang amat ramai dengan pengunjung. Warung nasi campur yang tampilannya sederhana dan kebetulan letaknya di bawah pohon besar. Seorang teman dengan meyakinkan mengatakan ada peliharaan tuyul di warung tersebut.

"Apa buktinya?" tanya saya suatu waktu pada teman tersebut. Teman tadi yang mengaku memiliki kemampuan  melihat makhlus halus tersebut, tidak mau menjelaskan lebih rinci dimana tuyul tersebut berada.

Dia hanya memberi sebuah saran pendek  yang menguak penasaran . "Sesekali beli nasi atau bakso di warung tersebut, jangan dimakan disitu, bawa pulang. Nanti rasanya akan tawar, tidak enak seperti makan di dalam warung".

Apakah saya melakukan sarannya tersebut? Tentu tidaklah, cukup sudah saran seram tersebut daripada mempraktikannya. Herannya, meski ramai, warung itu tak berapa lama kemudian sudah tutup. Tak ada yang tahu mengapa pemilik warung menutupnya.

Oh iya, kembali ke soal bagaimana cara mengetahui ada penjual makanan yang melakukan pesugihan, juga dijelaskan oleh Gus Lil. Katanya pesugihan bisa dikenal dengan menggosokan bawang merah ke kursi atau meja di warung makan tersebut.

Lalu apa yang terjadi? Dijelaskan bahwa jika dilakukan dengan doa, maka binatang gaib itu akan muncul terlihat, tuyul dan sejenisnya akan tak kasat mata lagi, lalu praktisi pesugihan juga akan menangis atau matanya berkaca-kaca, tidak tahan.

Apakah saya akan mencoba ini di tempat makan dimana dicurigai ada pesugihan? Tentu saja tidak, jika anda yang ingin mencobanya silahkan.

*****
Sekali lagi hal-hal gaib ya memang tidak rasional, tetapi mungkin saja ada apalagi sebagian orang percaya bahwa itu memang ada, bagi yang tidak percaya, anggap saja itu sebagai cerita angin lalu.

Seperti seorang teman bernama Jacob, yang memulai usaha pentolan karena melihat ada beberapa pedagang pentolan yang sangat ramai. Jacob maksimal dalam usahanya. Mulai dari membeli pentolan laris tersebut, menebak rasanya, lalu mencari paduan bumbu yang tepat agar memiliki kemiripan rasa.

Setelah dianggap sudah pas racikan, Jacob mulai menjual. Awalnya memang sepi, lalu beberapa orang datang dengan berbagai saran padanya. Ada yang positif tapi ada juga yang tidak rasional. Salah satu yang tidak rasional adalah dengan mengatakan bahwa yang laris itu karena pesugihan, menggunakan tuyul dan ritual gaib lainnya.

Jacob tidak percaya. Dia mengambil saran lain, bahwa soal rasa itu baru modal awal, tetapi marketing dan tempat dagangannya memang masih kurang maksimal. Usaha itu lalu dipromosikannya lebih sering melalui medsos, lalu dia menyewa tempat yang lebih strategis di dekat kampus dan sekolahan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun