Mohon tunggu...
Arnold Adoe
Arnold Adoe Mohon Tunggu... Lainnya - Tukang Kayu Setengah Hati

Menikmati Bola, Politik dan Sesekali Wisata

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Apakah Ahok Marah Karena Erick Thohir Pangkas Direksi Pertamina?

13 Juni 2020   20:43 Diperbarui: 13 Juni 2020   20:39 1280
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ahok dan Erick Thohir I Gambar: Investor Daily

Pertama, soal Ahok marah, ini bisa saja terjadi.  Ada dua hal yang dapat dicermati dalam konteks ini.

Kesatu, dipangkasnya direksi membuat Ahok tentu akan merasa bahwa pekerjaan di Pertamina akan bertambah lebih berat karena penghilangan beberapa direksi.

Maksudnya memang adalah dapat  ramping secara strukur tetapi soal efektifitas pekerjaan ini bisa saja memberatkan dan memperlambat kinerja.

Kedua, Ahok "gagal" menjadi seorang Direktur Utama dalam perampingan yang telah dilakukan. Padahal mungkin saja Ahok lebih ingin mendapatkan ruang untuk eksekusi di posisi direksi daripada hanya melotot dari kursi komisaris.

Kedua, Ahok senang dengan keputusan perampingan tersebut.

Dicermati dengan struktur yang lebih pendek, Ahok berharap agar mekanistik dan birokratik dapat  membuat roda organisasi bergerak lebih cepat di era revolusi industri 4.0 ini di sektor usaha.  

Ini sangat penting karena berbagai tantangan di Pertamina yang harus cepat diselesaikan, seperti penurunan lifting crude oil dan tidak dibangun kilang minyak hampir selama 30 tahun dan mewujudkan pengelolaan yang lebih baik atau Good Corperate Governance (GCG).

Sebuah perampingan menjadi salah satu metode untuk menunjukan kepada publik bahwa pemerintah serius untuk mewujudnyatakan sebuah BUMN yang dapat memberikan manfaat bagi rakyat.  

Akan tetapi, masih perlu dilihat, apakah perampingan tersebut diikuti dengan hasil yang lebih baik atau tidak, jika berhasil, maka mimpi Erick dan Ahok agar Pertamina menjadi BUMN yang semakin baik, sedang menuju arah yang benar.

Referensi - 1

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun