Mohon tunggu...
Arnold Adoe
Arnold Adoe Mohon Tunggu... Lainnya - Tukang Kayu Setengah Hati

Menikmati Bola, Politik dan Sesekali Wisata

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Tolong, Jangan Ganti Pak Yuri dengan Reisa!

10 Juni 2020   13:18 Diperbarui: 10 Juni 2020   13:33 1944
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dr Reisa Broto Asmoro dan Pak Yuri I Gambar : Tribunnews

“Bro saya tidak setuju, dr Reisa menggantikan Pak Yuri sebagai Jubir!?” kata Hari, teman saya yang rada sableng.

“ Lho..kenapa Bro?” sambar saya, seperti mau berkelahi.

“Maksud saya,  Saya tidak setuju digantinya sekarang, mengapa tidak dari dulu…”

“Kampr*t lu…..”

Saya sih pastinya senang ketika dokter Reisa Broto Asmoro--yang selanjutnya supaya akrab, cukup saya panggil Reisa, menggantikan Achmad Yurianto atau Pak Yuri sebagai juru bicara pemerintah.

Eh, supaya akrab juga saya panggil Pak Yuri dengan Yuri saja.

Mohon maaf ya Yuri, sebenarnya ini bukan soal kesetaraan gender, tidak sama sekali, ini hanya soal adem, ke-ademan dalam berbangsa dan bernegara. 

Tapi rasanya kurang asyik ya memanggil Yuri, Pak Yuri sajalah, seperti terlalu akrab gimana gitu.

Kembali ke topik. Setelah sekian lama menunggu, ini mungkin saatnya. 

Saya yakin banyak yang setuju dengan saya bahwa kehadiran Reisa patut dirayakan dengan pesta.

Ibaratnya sesudah sebulan lamanya berjalan di padang gurun sahara, nah tiba-tiba menemukan oase yang namanya dr reisa, eh, reisa saja.

Apalagi, jika mau jujur, saya dan anggota keluarga sudah tidak terlalu lagi menyimak pernyataan Pak Yuri lagi di televisi, bosan saja sih. 

Bosan bukan karena wajah Pak Yuri  ya, meski itu salah satunya, tetapi ya karena angka positif covid-19 yang terus bertambah. Nah, kalau bertambah ya untuk apa harus disimak.

Ibaratnya nonton Bundesliga dan tahu pasti bahwa Bayern akan menang dan juara, nah untuk apa nonton Dortmund bermain, kan buang-buang waktu kan om?

Padahal pada awalnya, penampilan Pak Yuri itu itu ibarat Michael Landon di serial tempo dulu, Litlle House on The Prairie. Itu lho serial tahun kuno di TVRI itu.

Saya sih ingat karena serial tersebut sempat ditayangkan ulang di TVRI lagi, dan ibu saya menceritakan betapa Michael Landon yang ganteng itu amat ditunggunya setiap hari minggu.

 Ya, Pak Yuri itu Michael Landon dan Michael Landon itu mungkin Yuri. Bagi ibu. Bukan kegantengan ya, tapi kemunculan. 

Tetapi jujur saya menaruh apresiasi berat buat Pak Yuri. 

Saya tahu dan mengerti bahwa menjadi juru bicara gugus tugas itu tidak mudah. 

Meskipun Pak Yuri juga berlatar belakang dokter, tetapi Pak Yuri tidak mempunyai kemampuan public speaking, seperti Nico Siahaan atau Choky Sitohang.

Banyak dokter yang susah bicara dengan pasien lho. Hanya ehem, ehem, cek sana sini, nulis resep selesai. Nah, apalagi disuruh jadi Jubir.

Mereka saja (Nico dan Choky), jika tampilnya seminggu sekali saja persiapannya bisa sehari dua hari agar menarik, nah Pak Yuri tiap hari, gimana, makanya banyak yang bosan, tapi supaya menghibur, saya anggap sudah maksimal. Berikan tepuk tangan sodara untuk Pak Yuri.

Menurut saya lagi, menjadi juru bicara itu jika tak hati-hati akan dianggap sebagai juru baca, tapi Pak Yuri cukup komunikatif  meski sesekali terlihat baca saja, meski tanpa juru.

Oleh karena itu, saya senang Pak Yuri sudah diganti oleh Reisa, meski hanya secara parsial. 

Katanya mereka akan berbagi tugas, data tetap dibaca oleh Pak Yuri dan Reisa memberikan edukasi kesehatan.

Sesekali semuanya Reisa juga tidak apa-apa kok.

Tapi saya ada sedikit catatan.

Pesan-pesan edukasi pencegahan penyebaran Corona memang dibutuhkan sosok yang lebih segar. 

Akan tetapi saya sebenarnya tidak setuju jika Reisa menggantikan Pak Yuri secara keseluruhan.

Mengapa? Entahlah, saya merasa jika full dr Reisa, maka terkesan seperti infotainment, nanti bisa membuat masyarakat tidak serius. 

Padahal pandemi benar-benar tetap harus diberi perhatian serius meski kita akan  masuk dalam masa new normal.

Juru bicara yang serius tetap diperlukan untuk menunjukan kepada masyarakat agar tetap awas, dan perhatian kepada himbauan ataupun protokol kesehatan dari pemerintah.

Ini bukan berarti dr Reisa tidak serius ya. Tetapi ibarat minuman, minuman segar yang dingin itu diminum tidak setiap hari, masih perlu teh hangat tawar, bahkan seruput kopi pahit.

Tetapi jangan ada yang tersinggung ya, ini juga bukan berarti selama ini kita setiap hari kita terus disodori kopi pahit atau teh tawar. 

Ingat, kopi pahit dan teh tawar juga sangat baik untuk kesehatan. Jika tiap hari es krim, bisa flu, dan kena diabetes.

Okelah, sukses untuk Pak Yuri dan dr Reisa, duet Jubir Covid-19 yang baru.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun