Menurut saya lagi, menjadi juru bicara itu jika tak hati-hati akan dianggap sebagai juru baca, tapi Pak Yuri cukup komunikatif  meski sesekali terlihat baca saja, meski tanpa juru.
Oleh karena itu, saya senang Pak Yuri sudah diganti oleh Reisa, meski hanya secara parsial.Â
Katanya mereka akan berbagi tugas, data tetap dibaca oleh Pak Yuri dan Reisa memberikan edukasi kesehatan.
Sesekali semuanya Reisa juga tidak apa-apa kok.
Tapi saya ada sedikit catatan.
Pesan-pesan edukasi pencegahan penyebaran Corona memang dibutuhkan sosok yang lebih segar.Â
Akan tetapi saya sebenarnya tidak setuju jika Reisa menggantikan Pak Yuri secara keseluruhan.
Mengapa? Entahlah, saya merasa jika full dr Reisa, maka terkesan seperti infotainment, nanti bisa membuat masyarakat tidak serius.Â
Padahal pandemi benar-benar tetap harus diberi perhatian serius meski kita akan  masuk dalam masa new normal.
Juru bicara yang serius tetap diperlukan untuk menunjukan kepada masyarakat agar tetap awas, dan perhatian kepada himbauan ataupun protokol kesehatan dari pemerintah.
Ini bukan berarti dr Reisa tidak serius ya. Tetapi ibarat minuman, minuman segar yang dingin itu diminum tidak setiap hari, masih perlu teh hangat tawar, bahkan seruput kopi pahit.