Mohon tunggu...
Arnold Adoe
Arnold Adoe Mohon Tunggu... Lainnya - Tukang Kayu Setengah Hati

Menikmati Bola, Politik dan Sesekali Wisata

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

"Stupidity" pada Protokol Kesehatan Itu Sakitnya di Sini....

23 Mei 2020   17:14 Diperbarui: 23 Mei 2020   17:17 156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya lantas berpikir bahwa sebagian rakyat kita memang menimbulkan ketakutan sendiri bagi para petugas ini.

Mau diarahkan ke arah yang benar, kepada kebaikan bersama, malah akan dilawan, dituduh menghalang-halangi dan sebagainya. Serba salah bagi para petugas, apalagi sudah dalam kaitan hubungan dengan nasabah, nasabah adalah raja om.

Bukan di kantor saja, di beberapa video perlawanan itu terlihat juga di berbagai tempat.

Ketidaktaatan pada protokol kesehatan bahkan bisa dianggap bukan sebagai sebuah kesalahan, tetapi adalah hak setelah merasa terkungkung demikian lama.  Lagian tak jarang yang seharusnya memberi contoh malah melanggar.Eahh.

Akhirnya saya iba juga pada para petugas ini. Berimajinasi jika petugas itu ditabok oleh yang berotot itu, lalu yang berpakaian necis akan tersinggung menelepon bos dari sang petugas dan dia pada akhirnya dipecat, duduk di pinggir jalan jadi gembel, kasihan. Tapi saya bohong...

Saya bersyukur sih, meski kelihatan lecek, saya termasuk yang taat pada prosedur protokol kesehatan. Soal ini mah, bukan soal penampilan sih, tapi soal ini---sambil nunjuk kepala,  saya akan merasa malu jika tidak taat karena ini bagi beberapa orang berkaitan dengan kedalaman otak berpikir, dalam bahasa Ridwan Kamil disebut dengan stupidity.

Syukur, meskipun saya tampil apa adanya, saya masih taat. Sebenarnya saya takut juga sih, gimana kalo saya yang ditabok, benjol-benjol, mending saya duduk diam-diam saja, jangan cari masalah, lagian cuci tangan itu baik, jadi wangi. 

"55..." nah, akhirnya nomor saya dipanggil, kepada para petugas tersebut saya tersenyum, ingin menunjukan putihnya gigi. Tapi saya bohong, kan pake masker, mana bisa kelihatan giginya.

Wah, sebelum telat, saya ucapkan selamat hari idul fitri, mohon maaf lahir dan batin bagi rekan-rekan kompasianer semua.

Salam dari Kupang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun