"Jika Anda tidak melakukan dosa besar, Tuhan tidak akan mengirim hukuman seperti saya kepada Anda." – Kim Jong Un
Tak banyak yang tahu bahwa kepemimpinan diktator seorang Kim Jong Un saat ini sebenarnya sudah terbayang jauh hari sebelumnya lewat sebuah bocoran laporan intelijen mengenai deskripsi sifat Jong-Un saat masih menimba ilmu di Swiss.
Dalam laporan tersebut digambarkan bahwa Kim Jong Un remaja yang menempuh pendidikan di sekolah yang sangat bergengsi di Bern, Swiss, dari tahun 1998 hingga 2000 merupakan sosok yang rakus, sombong dan juga ambisius sehingga tak heran itulah yang terlihat dalam kepemimpinannya saat ini.
Sebagai Pemimpin Tertinggi Korea Utara, Kim Jong Un ingin menunjukan bahwa dirinya adalah yang terutama bagi Korea Utara saat ini dan juga masa depan, bahkan jika dapat maka lebih dihormati daripada dua pemimpin besar Korut sebelumnya seperti Kim Il-sung, pendiri Korea Utara dan Kim Jong-il, pemimpin kedua Korea Utara.
Asumsi inilah yang nampak mengemuka di balik terjadinya peristiwa tak biasa saat foto Kim Il Sung, dan Kim Jong Ill yang sudah sejak 2012 terpampang, pada Sabtu (16/5/2020) telah dihilangkan dari alun-alun utama Pyongyang, ibu kota Korea Utara.
Simpang siur dikabarkan bahwa alasan dari penurunan kedua foto ini adalah bagian dari renovasi untuk persiapan menyambut peringatan 75 tahun berdirinya Partai Buruh Korea (PBK) pada 10 Oktober 2020 nanti.
Perayaan tersebut diperkirakan akan berlangsung megah karena PBK adalah partai yang berkuasa di Korea Utara sejak berdiri. Pemimpin PBK adalah dua tokoh utama Korut, Kim Il-sung (1949-1994) dan anaknya, Kim Jong-il (mulai tahun 1997-211), setelah itu dilanjutkan oleh Kim Jong-un.
Di saat perayaan tersebut diperkirakan bahwa foto Kim Jong Un akan ikut terpasang bersama foto kedua tokoh, yang tak lain adalah kakek dan ayah dari Kim Jong Un.
***
Kira-kira, apakah sebiasa itu saja alasan dibalik penurunan dua foto ini atau adakah misteri besar di balik penurunan dua foto keramat ini?
Menariknya, dugaan bahwa “ada sesuatu” sebagai sebuah misteri di balik penurunan foto-foto ini semakin ramai mengemuka. Salah satu alasannya adalah betapa keramatnya foto dari Kim Il-sung dan Kim Jong-il itu.
Peraturan di Korut bahkan menandaskan bahwa setiap rumah di Korea Utara harus memajang lukisan Kim Il Sung dan Kim Jong Il, bahkan dikatakan bahwa jika tiba-tiba terjadi kebakaran, maka kewajiban utama rakyat adalah menyelamatkan foto kedua tokoh ini terlebih dulu dibandingkan anggota keluarganya.
Konon, ada seorang ibu yang bahkan harus dipenjara oleh pemerintah karena memilih menyelamatkan anak-anaknya daripada foto para pemimpin Korut ini.
Dari cerita ini, maka dapat menjadi sebuah tanda tanya besar mengapa tiba-tiba foto “keramat” ini diturunkan tanpa publikasi yang luas apalagi tanpa seremoni penghormatan?
Tanda tanya besar ini akhirnya mengundang spekulasi terus berkembang liar mengenai hal ini. Apalagi dihubungkan dengan kembali menghilangnya Kim Jong Un setelah menampakan diri sekitar 3 minggu lalu di peresmian sebuah pabrik pupuk fosfat.
Apakah sebuah tempat disiapkan untuk Kim Jong Un yang telah wafat?
Kim Jong Un memang santer diberitakan telah meninggal setelah melakukan operasi Cardio yang sampai saat ini juga misterius. Kemunculan terakhirnya di Pabrik Pupuk Sunchon di utara Korut bahkan dipenuhi dengan gossip bahwa yang nampak di publik saat itu adalah Kim Jong Un palsu.
Sehingga tak heran jikalau penurunan kedua foto ini memunculkan hipotesa lain bahwa apabila Kim Jong Un benar telah meninggal maka otoritas Korut perlu segera untuk menyiapkan berbagai seremoni.
Salah satunya dengan menyiapkan tempat terhormat untuk menempatkan foto seorang Kim Jong Un, yakni di alun-alun Pyongyang yang amat prestisius itu.
Ini menjadi kemungkinan yang amat logis, karena dari sejarahnya, foto-foto Kim Il Sung dan Kim Jong Il juga terpasang di alun-alun Pyongyang sesudah kedua pemimpin kharismatik itu meninggal (2012).
Ada cerita berkesan saat foto Kim Jong-il terakhir terpasang pada akhir 2011. Pada saat itu penduduk Korut dari berbagai distrik berduyun-duyun ke alun-alun mengenakan pakaian terbaik musim dingin dan membawa bunga, lalu meletakkannya sambil membungkuk dalam-dalam ke arah foto Kim Jong-il.
Digambarkan saat itu juga, para pelayat yang terdiri dari masyarakat biasa, orang desa, remaja, dan beberapa diantaranya menggunakan kursi roda, wajahnya menampilkan duka dengan beragam cara, meratapi kepergian pemimpin mereka.
Artinya, jika dugaan ini benar, rangkaian penurunan foto adalah bagian dari persiapan untuk memajang foto Kim Jong Un untuk bersanding dengan Kim Il Sung dan Kim Jong sebagai sesuatu yang dikenang sebagai seorang tokoh yang sangat dihormati dan telah wafat.
Ini hanyalah sebuah perkiraan, bisa benar bisa juga salah. Bisa saja tidak demikian adanya. Kim Jong Un mungkin benar masih hidup, dan dalam ambisinya memang menginginkan agar alun-alun Pyongyang itu segera dipugar sembari berharap hanya fotonya saja yang akan terpasang disana.
Apakah itu mungkin dilakukan Kim Jong Un, yaitu menghilangkan kedua foto dari pendahulunya dan akan memasang fotonya sendiri? Dalam “kegilaannya”, apa saja dapat dilakukan seorang Kim Jong Un jika benar-benar dirinya masih hidup. Sekali lagi, jika benar Kim Jong Un masih hidup.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H