"Data apa..itu?"
"Wajah lu yang pasaran....sepertinya di kampus ini ada 3 Â yang mirip dengan lu. Mungkin Nina takut dianggap memiliki lebih dari 1 pacar "
"Lha... jadi karmana (gimana)?"...
"Operasi plastik ding..."
"Kampret..."
Pertanyaan paling penting adalah apakah saya pernah memprediksi tentang diri sendiri? Ahayy...itu pantangan om bagi seorang prediktor. Rio Kiyoshi aja susah, apalagi saya yang amatiran level gali lubang ini.
Ini sebenarnya hanya pembelaan, karena kegagalan terhadap diri sendiri tentu akan amat memalukan bagi seorang prediktor dan keluarga besarnya kan?
***
Lalu apa sih kegunaan prediksi-prediksi Soal Covid-19 ini? Menurut saya, untuk kepentingan yang lebih besar tentu saja berguna dan berkaitan dengan rencana kebijakan pemerintah selanjutnya.
Misalnya melalui analisa terhadap hasil prediksi yang dilakukan, pemerintah dapat berpikir secara cermat dan menentukan langkah-langkah yang diperlukan untuk melakukan tindakan taktis berkaitan dengan kesehatan dan ekonomi.
Jika memuncak di Mei dan mereda di Agustus, apa yang perlu dilakukan di Juni dan Juli. Apakah pasokan APD akan cukup dengan perkiraan jumlah terpapar Covid-19, lalu apakah BLT juga akan mencukupi dengan jumlah rentan terdampak yang setiap bulannya akan bertambah?