Mohon tunggu...
Arnold Adoe
Arnold Adoe Mohon Tunggu... Lainnya - Tukang Kayu Setengah Hati

Menikmati Bola, Politik dan Sesekali Wisata

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Merindukan Polisi India

8 Mei 2020   13:24 Diperbarui: 8 Mei 2020   13:29 198
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Polisi India beraksi di India I Gambar : DeccanHerald

Jalanan lalu berubah menjadi lengang lagi, tetapi teman Endo tetap setia bersabda "Merindukan Polisi India". Mungkin Endo menjumpai urusan tak disiplin warga terhadap protokol kesehatan di tempat lain.

Herannya, amatan saya tak lama saja jalanan itu nampak sepi, warga terlihat  kembali padat beraktifitas di luar rumah lagi.  

Mengapa hal ini terjadi?  Sesudah renung-renung seadanya, ada  2 (dua) interpretasi saya yang menjadi alasan;  

Pertama, sebagian warga mungkin menganggap enteng karena asal usul positif 9 pasien Covid-19 ini.

Sebagai informasi, dari kasus yang ada, terdapat dua klaster asal dari para pasien positif di NTT, yakni klaster Sukabumi yakni Sekolah Polisi (7 orang) dan sekarang dirawat di Kupang,  dan kedua, klaster Itjima ulama di Gowa (2 orang), yang dirawat di Labuhan Bajo, Flores.

Dugaan saya,  sebagian warga berpikir, "ah..itu kan tertular di luar daerah, jauh dari Kupang dan lagian waktu sekembalinya dari tempat klaster, kan sudah langsung diisolasi".

Artinya,  kasus yang kedua ini dianggap lebih aman dari kasus pasien positif pertama, dimana, meskipun diperkirakan juga tertular dari Jawa tapi diberitakan sempat berkeliaran dan berinteraksi dengan banyak orang di Kota Kupang.

Saya juga melihat ini seperti ada usaha pelonggaran-pelonggaran di dalam pikiran sebagian warga, dengan menganggap  tindakan harus di rumah itu dianggap tidak ada guna, tidak efektif dan sebagainya.

Selain itu ada kecenderungan bahwa orang akan merasa keadaan menjadi amat berbahaya jika kasus positif itu dekat dengannya atau menimpa keluarganya. Jika masih bilang, "ah..itu kan jauh, ah itu kan sudah diisolasi, santai gais" Nah, ini kan parah. 

Kedua, mencoba memahami perspektif teman Endo bahwa pihak yang berwajib terlihat kurang begitu tegas melarang orang untuk berkerumun atau beraktifitas tanpa masker.

Hanya mungkin teman Endo dan pihak yang merindukan polisi India perlu paham bahwa status Kota Kupang belumlah PSBB sehingga mungkin nampak longgar---apalagi  pemberlakuan PSBB di tempat lain juga masih nampak masih longgar. Betul kan?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun