Mohon tunggu...
Arnold Adoe
Arnold Adoe Mohon Tunggu... Lainnya - Tukang Kayu Setengah Hati

Menikmati Bola, Politik dan Sesekali Wisata

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Haruskah Dunia Meminta Xi Jinping Membujuk Donald Trump?

15 April 2020   20:47 Diperbarui: 15 April 2020   21:37 230
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Situasi terkini epidemi global sangat suram. Ini adalah masa-masa kritis. Keputusan AS ini akan melemahkan kapasitas WHO dan merusak kerja sama internasional dalam melawan epidemi ini," imbuh Zhao.

Apakah saran dari berbagai negara  ini akan meluluhkan hati Donald Trump? Mungkin saja, tetapi secara politik hanya Presiden China, Xi Jinping yang dapat menjadi kartu As untuk membujuk  Trump membatalkan pemboikotan pendanaan terhadap WHO ini.

Mengapa harus Xi Jinping? Hegemoni kekuatan China dan karakter kepemimpinan Xi Jinping dianggap bisa menetralisir Donald Trump yang suka tiba-tiba berubah pendiriannya ini.

Baru akhir Maret lalu, Trump menelepon bahkan memuji Xi Jinping.  Kepada Xi, Trump menyebut pengalaman China dalam memerangi Virus Corona COVID-19 sangat mencerahkan. 

"Amerika Serikat berterima kasih atas persediaan pasokan medis China dan perjuangannya dalam melawan epidemi tersebut," ujar Trump, seperti dikutip dari Xinhua, Sabtu (28/3/2020).

Baca Juga : Ternyata Ini Alasan Kemesraan AS dan Rusia Melawan Covid-19

Saat itu juga, Xi meminta agar kedua belah pihak berkolaborasi untuk meningkatkan kerja sama dalam upaya pengendalian epidemi dan bidang-bidang lainnya, serta mengembangkan hubungan tanpa konflik, nonkonfrontasi, saling menghormati, dan kerja sama saling menguntungkan.

Lalu bagaimana sampai keadaan berubah seperti ini? Karakter Trump amat memungkinkan emosi yang tidak terkontrol seperti ini terjadi, sehingga Trump perlu mitra atau pemimpin yang memiliki karakter yang bisa mengimbangi dan membujuknya.

Karakter berbeda  kedua pemimpin ini digambarkan sangat baik oleh pengamat politik, Rizal Malarangeng dalam salah satu bukunya. Begini tulis Rizal ;

"Dibandingkan dengan Trump misalnya, person to person, Xi Jinping akan tampil sebagai sosok yang kalem, berisi dan berwibawa. Donald Trump setelah hampir setahun di Gedung Putih justru menjadi semakin parah".

"Penjelasan favorit saya dalam menggambarkan sosok Presiden Trump sejauh ini, dia tidak memiliki cukup disiplin untuk menjadi seorang fasis dan juga tidak lucu untuk menjadi seorang komedian".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun