Baca Juga :Â Soal PSBB dan Lockdown, Jokowi Lebih Taktis dari Presiden Turki, Erdogan
***
Jika bicara virus, maka harta  bahkan bisa tidak berarti apa-apa. Majalah Forbes pada 2015 pernah merilis bahwa total kekayaan keluarga Kerajaan Arab Saudi mencapai US$ 1,4 triliun atau sekitar Rp 18.620 triliun.
Belasan ribu bangsawan Saudi dikenal kaya, dengan sekitar 2.000 orang diantaran termasuk super kaya dan dipercaya mengelola kekayaan keluarga. Misalnya, Pangeran Al-Waleed bin Talal, merupakan pemegang harta paling besar di Keluarga Raja Arab Saudi dengan  harta US$ 28 miliar (Rp 372 triliun).
Maka tak heran, ketika Arab Saudi mulai dimasuki Corona, Raja Salman bin Abdulaziz al-Saud tak segan untuk  memerintahkan kerajaan agar segera menyumbang USD10 juta atau lebih dari Rp143 miliar kepada Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Donasi sang raja yang besar tersebut untuk membantu memerangi COVID-19, termasuk menjaga agar Arab Saudi "aman".
Hanya sekali lagi, uang pada saat ini bukanlah segala-galanya. Sekarang Raja Salman, yang juga adalah sahabat Jokowi itu, harus menyingkir atau mengasingkan diri. Fenomena bahwa keluarga kerajaan juga rentan terpapar covid-19 membuat hal itu dirasa harus segera dilakukan.
Hanya data terakhir menunjukan bahwa wabah di Saudi akan sangat mungkin menyebar lebih cepat di golongan  miskin Arab, termasuk para buruh dari Asia Tenggara, yang jumlahnya tak sedikit.
Mereka hidup di kondisi-kondisi yang ideal untuk penularan virus seperti berdesakan bersama di pemukiman padat sehingga tidur berdesakan. Oleh karena itulah, tak heran  Menteri Kesehatan Tawfiq al-Rabiah mengatakan bahwa pandemi ini baru saja dimulai di Arab, bisa mencapai 200.000 kasus jika tak ditangani dengan baik.
Tentu bukan berita baik  bagi Kerajaan dan Raja Salman.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H