Kedua, beta tersinggung waktu kaka menyinggung pertanyaan tentang ada orang dalam biar bisa HL atau Artikel Utama. Lalu kaka Widha bilang, saya tuh secara pribadi tidak suka ya kalo ada orang yang begitu. Nah, itu beta juga kaka ee.....
Dulu waktu masih jaya, artikel bola sering headline (HL) di K, beta bakawan dengan MSG, inisial saja. Beliau MSG ini sudah tidak di Kompasiana lagi. Sepertinya, beliau yang moderasi artikel bola, kurang tahu siapa sekarang.
Nah kuncinya begini, supaya bisa sering HL Â harus tahu selera bola beliau, apa yang beliau baca, dan kualitas tulisan seperti apa yang beliau inginkan.
MSG itu suka baca buku bolanya Franklin Foer, Sindhunata, Zen RS, Jonathan Wilson dan Dalipin. Baca buku-buku mereka, lalu buat tulisan seperti Franklin Foer di hari senin, Sindhunata di Selasa, Rabu sisanya itu Zen RS dan Dalipin, niscaya bisa jadi HL. Dulu dalam satu hari beta bisa dua kali HL, sekarang son bisa lai, pemerataan katanya.
 Ya ialah bisa HL, itu tulisan berkelas om, jika tidak HL, mungkin  hanya karena sedang sial. Nah itu gunanya orang dalam. Bukan supaya minta HL gratisan, tapi memang untuk memacu membuat tulisan yang bae.
Jadi intinya, buatlah tulisan yang berkualitas, dijamin amplop.
Ketiga, beta tersinggung waktu bicara tulisan AU itu harus memenuhi syarat di lingkaran merah yang berisi value, pesan, dampak, diksi dan kemasan. Mama..ee, ini lima barang masuk dalam satu lingkaran PDIP. Â Orang Kupang bilang, ini sulit mamati ee, sulit minta ampun.
Value iya, ada nilainya, jadi ada orang yang kasih rating begitu, menarik, inspiratif begitu ko kaka? Lalu berdampak, berdampak agar K rewards tambah banyak begitu ko? Bukan begitu....beta sengaja sa, becanda.
Tapi memang sulit tulis memenuhi  isi di itu lingkaran merah begitu, mungkin harus belajar seperti Brad Pitt, pergi ke Tibet ketemu dengan Dalai Lama lalu tinggal selama tujuh tahun disana biar bisa berhikmat luar biasa, baru menulis di Kompasiana.
Hanya memang itulah Kompasiana ee, ada niat mulia melalui tulisan yang bernilai dengan kemasan yang bagus. Get the point!. Jadi ayo, kejar poin sebanyak-banyaknya.Â
Bukan begitu lai, maksudnya adalah menulislah dari hati biar bisa begitu. Banyak yang su memberi contoh di Kompasiana, tinggal ikut jejak sudah. Amien..