Pemerintah memang telah berencana mendistribusikan 5 kilogram (kg) gandum atau beras untuk setiap orang secara gratis tiap bulan, dengan tambahan 1 kg untuk setiap keluarga berpenghasilan rendah selama 3 bulan ke depan, sayangnya situasi sepertinya lebih dahulu tak terkendalikan di hari keempat lockdown.
Kedua, pemerintah India dianggap lengah memikirkan reaksi dari kaum pekerja migran yang jumlahnya sangat banyak.
Ketika lockdown terjadi, pabrik-pabrik harus tutup untuk sementara, padahal ada jutaan pekerja migran---pekerja yang tidak berasal  di kota tersebut yang hidup dari pendapatan harian.
Situasi bertambah buruk karena dengan demikian, para pekerja migran ini akan kesulitan hidup di kota dengan nir penghasilan, dan memilih untuk kembali ke kampung asal mereka.Â
Padahal dalam masa lockdown ini, pemerintah sudah memberhentikan layanan transportasi.
Akibatnya, eksodus yang tidak dibayangkan terjadi.Â
Para pekerja migran ini memaksa pulang dengan jalan kaki dan dari pemberitaan kantor berita  AFP pada Sabtu (28/3/2020) jumlahnya mencapai ribuan orang yang memilih berjalan jauh untuk pulang ke desanya.
Naasnya hal yang ditakutkan terjadi. Seorang pekerja dilaporkan meninggal pada Sabtu (28/3) kemarin, setelah berusaha berjalan sejauh 270 mil (270km) kembali ke rumah.
"Kita akan mati karena berjalan dan kelaparan sebelum terbunuh oleh korona," kata pekerja migran Madhav Raj, 28, saat dia berjalan di jalan di Uttar Pradesh.
Pada hari minggu ini, beberapa ratus pekerja migran di kota Paippad, di negara bagian Kerala selatan, berkumpul di sebuah lapangan dan  menuntut transportasi kembali ke kota asal mereka.
Pemerintah Modi menjadi bertambah pusing karena mudiknya para pekerja yang tak terkontrol ini membuat potensi penularan virus corona juga menjadi semakin besar.