Ketiga,  Intervensi moderat dengan cara melakukan tes massal cakupan rendah dan mengharuskan jaga jarak sosial (penutupan sekolah/bisnis) dan keempat,  Intervensi tinggi yaitu melakukan tes massal cakupan tinggi dan  mewajibkan jaga jarak sosial.
Sampai disini, Tim FKMUI menilai tahap yang dilakukan oleh pemerintah  masih berada dalam fase nomor dua yaitu intervensi rendah sehingga perlu dipikirkan untuk dipacu hingga ke fase maksimum. Tim memprediksi jika lambat bereaksi maka akan ada 240.244 jiwa melayang gara-gara COVID-19.
"Pilih intervensi yang berdampak besar untuk menekan jumlah kasus yang butuh perawatan rumah sakit, karena kapasitas rumah sakit di Indonesia tidak akan mampu menangani korban Corona ini. Agar SDM (sumber daya manusia) kita tidak habis, maka angka kematian perlu ditekan. Investasi ke upaya penanganan tersebut karena kematian tidak bisa dihidupkan lagi, tapi pertumbuhan ekonomi bisa dipulihkan kalau SDM kita tidak hilang," tutur Pandu Riono, anggota tim yang merupakan doktor epidemiologi lulusan University of California Los Angeles dilasir dari Detik.com.
Lebih lengkap, tim FKMUI juga memberikan rekomendasi hal teknis yang perlu dilakukan. Di dalamnya ada keharusan agar memberlakukan kebijakan khusus Ramadhan, Lebaran, dan Paskah dalam kerangka social distancing termasuk larangan untuk mudik.
Lalu yang menjadi isu terkini yaitu pemerintah harus segera memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan (supply side) termasuk di dalamnya adalah tenaga kesehatan, sarana dan prasarana, ruang isolasi, dan bahan medis. Terakhir, Â tak kalah penting berkaitan dengan lockdown, pemerintah perlu dengan tegas mewajibkan social distancing: safe home shelter.
Soal social distancing ini, opsi yang dapat diambil sama seperti yang dilakukan saat ini namun dalam jangka waktu hingga 1 bulan.
Lalu perlu juga  memetakan wilayah dengan yang berisiko tinggi,  di wilayah ini diwajibkan untuk social distancing serempak dalam satu wilayah sampai dengan 1 bulan dan dievaluasi kembali, dan wilayah belum/masih sedikit kasus perlu deteksi kasus dan contact tracing, isolasi diri dan menutup perjalanan ke dalam dan ke luar pulau/provinsi/kota/kabupaten (safe islands/districts).
Baca Juga Tulisan : Prediksi Berakhirnya Pandemi Covid-19 di Indonesia Berubah ke Awal Juni, Apa yang Harus Dipahami?
Memadukan Kajian FKMUI dengan Kajian dari Tim ITB
Rekomendasi dan prediksi dari tim ahli seperti ini sudahlah kesekian  kali dan telah dipublikasi oleh berbagai media. Pemerintah perlu serius untuk melihat rekomendasi ini sekaligus menghubungkan dengan kajian-kajian yang lain untuk menggunakan sebagai pedoman dalam menentukan langkah ke depan.
Misalnya kajian yang dilakukan oleh tim peneliti dari Institut Teknologi Bandung (ITB) yang memprediksi tentang periode waktu penyebaran virus corona melalui simulasi dan pemodelan sederhana penyebaran Covid-19 yang dilakukan oleh Pusat Pemodelan Matematika dan Simulasi (P2MS) ITB.