Terakhir, saya sebenarnya tidak ingin membicarakan ini, karena ini bisa saja personal, tetapi saya percaya bahwa relasi  pribadi yang terjalin dengan Tuhan bagi beberapa orang jemaat mungkin lebih intim  saat ini.
Kebaktian di gedung gereja seringkali hanyalah dianggap sebagai rutinitas berjamaah, datang, memberi persembahan lalu pulang, hal itu sudahlah cukup.
Akan tetapi ketika "dipaksa" untuk kembali melakukan secara pribadi atau dalam kelompok yang lebih kecil, mungkin saja kontemplasi yang  lebih dalam terjadi .Â
Merenungkan kebaikan Tuhan sekaligus  makna dan tujuan hidup di tengah situasi yang serba tidak menentu ini tentu sangatlah bermakna.
Selalu ada hal baik di dalam sesuatu yang nampak buruk.
Siang ini saya menemani oma di rumah sakit. Oma bertanya pada saya, bisakah dirinya mendengarkan khotbah atau firman Tuhan meski terbaring di tempat tidur.Â
Saya mengiyakan karena mudah saja itu dilakukan. Saya tinggal mengklik link yang dibagikan beberapa teman yang kebetulan bergereja tepat di jam tersebut. Saya dan oma, akhirnya berkebaktian dari rumah sakit.
Khotbahnya menguatkan, dari Mazmur 23. Tuhan adalah Gembalaku yang Baik. Oma senang, saya pun gembira dan hati ditenangkan. Â Doa syafaat kami, bangsa ini lekas terlepas dari wabah virus corona. Amin.
Selamat hari minggu.
 Â