Mohon tunggu...
Arnold Adoe
Arnold Adoe Mohon Tunggu... Lainnya - Tukang Kayu Setengah Hati

Menikmati Bola, Politik dan Sesekali Wisata

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Membahas Beda Kebijakan Anies dan Jokowi Soal Peta Sebaran Virus Corona

13 Maret 2020   22:12 Diperbarui: 14 Maret 2020   08:44 1135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oleh beberapa pihak, pemerintah pusat dianggap cukup tertutup tentang publikasi Corona, salah satu alasannya karena sebaran corona virus atau covid-19 tidak disebarluaskan secara luas. Akibatnya,  pemerintah dituduh lemah dalam menangani penyebaran Corona.

Presiden Jokowi memiliki alasan sendiri dibalik kebijakan ini. Alasan itu dianggap sangat penting yaitu agar tidak menimbulkan kececemasan di tengah masyarakat.

"Sebetulnya kita inginnya menyampaikan tapi kita juga berhitung mengenai kepanikan dan keresahan di masyarakat, juga efek nantinya pada pasien apabila sembuh," kata Jokowi Bandara Soekarno-Hatta, Jumat (13/3/2020) dilansir dari detik.com.

Jokowi lalu menambahkan harapannya agar masyarakat jangan kuatir karena meskipun pemerintah tak banyak membuka informasi mengenai penanganan virus Corona untuk  menghindari kecemasan di masyarakat, namun pemerintah tetap memberikan perhatian serius terhadap persoalan ini.

"Langkah-langkah serius telah kita ambil. Tapi di saat yang bersamaan kita tak ingin menciptakan rasa panik, keresahan di tengah masyarakat," ujar Jokowi.

Di lain pihak, Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan sepertinya mengambil kebijakan yang berbeda dengan yang dilakukan Jokowi.

Dalam konferensi pers di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Jumat (13/3/2020), Anies mengatakan bahwa publikasi sebaran dilakukan agar masyarakat memiliki gambaran dan jangan panik.

"Kami sampaikan sebagai gambaran, kalau kita tahu, kita hati-hati. Saya sampaikan ini jangan untuk panik, cukup kurangi interaksi," kata Anies kepada wartawan.

Dalam kesempatan tersebut juga Anies memaparkan peta sebaran virus Corona, dan menunjukan bahwa hampir di semua wilayah DKI Jakarta terdapat kasus positif, pasien dalam pengawasan, dan orang dalam pemantauan.

"Sebarannya cukup luas. Beberapa hari yang lalu menyebar di wilayah selatan, sekarang menyebar di semua tempat. Kita tak punya cukup waktu untuk menunggu. Kita punya kewajiban melindungi semua," ujar Anies.

Bagaimana melihat perbedaan ini? Apakah langkah yang diambil Anies bisa dianggap lebih taktis dari Jokowi, atau sebaliknya?

Menurut saya apa yang dilakukan pemerintah sudah cukup tepat, karena memang kepanikan berhasil diredam ketika publikasi sebaran virus Corona dibatasi.

Saya berikan contoh ketika kasus kematian pasien kode 25 di Bali, saya sedang berkegiatan dan bertemu sanak keluarga di Bali.

Sebelum peristiwa tersebut, aktivitas berjalan seperti biasa, meski memang daerah wisata seperti Kuta sangat sepi tanpa turis dari negara-negara yang diblok penerbangannya ke Indonesia.

Saya dan keluarga masih bepergian ke mall, berbelanja dan lain sebagainya. Cerita dengan pelaku usaha disana tidak didominasi  soal penyebaran virus Corona tetapi soal bagaimana dampak yang ditimbulkan karena pariwisata menjadi sepi di Bali.

Ketika berita meninggal pasien 25 dibukakan di publik dan itu ternyata terjadi di RS Sanglah, memang mengejutkan publik  dan membuat kewaspadaan menjadi meningkat. 

Akan tetapi  karena nampak diredam beritanya oleh pemerintah,  warga lokal tetap beraktivitas seperti biasa untuk menyambung hidup.

Apakah ini berarti tindakan Anies akan menimbulkan kepanikan? 

Tidak juga, saya malah berpikir untuk melihatnya kita  harus menggunakan kacamata yang berbeda.

Anies adalah kepala daerah di wilayah ibu kota (artinya wilayah yang lebih kecil)  yang memang secara kasus paling mayor penderitanya bermukim.  Artinya penanganannya memang harus berbeda. 

Berbeda dengan Jokowi yang bertanggung jawab kepada kecemasan dan kepanikan di seluruh Indonesia kan?.

Menurut saya,  silahkan saja Anies menyebarkan peta sebaran di Jakarta, asal jangan peta sebaran di Indonesia. 

Bahkan menurut saya, peta sebaran itu menjadi hal nomor dua karena sesudah mempresentasikan peta sebaran virus Corona, Anies juga  membuat keputusan taktis seperti  rencana bekerja dari jarak jauh untuk dunia usaha dan himbauan serupa lainnya.

Salah satu keluarga yang tinggal di Jakarta, dan kebetulan sedang berlibur di Kupang, menyambut gembira  pernyataan Anies tersebut. Meskipun setelahnya dia harus berpikir untuk segera balik ke Jakarta untuk menyiapkan makanan yang cukup bagi keluarganya.

Hal inilah yang memang harus dijaga oleh Anies. Memberikan peta sebaran untuk memberikan gambaran utuh, harus diimbangi dengan protokol yang jelas agar menjaga dampak dari tingkat kepanikan masyarakat agar tidak menyentuh batas yang tidak wajar.

Anies dan jajarannya perlu memikirkan hal ini dengan lebih detail, apalagi meskipun tidak lockdown tetapi memang akan ada efek sosial yang dirasakan dalam jangka waktu dekat.

Lalu apa yang bisa kita harapkan selanjutnya? Kita tentu  berharap bahwa para pejabat kita bersinergi dalam setiap kebijakan.

Lupakan sejenak perbedaan politik dan lain sebagainya, apalagi berniat mengambil keuntungan dari peristiwa Corona ini untuk pencitraan politik.

Saya berusaha untuk berpikir positif bahwa perbedaan kebijakan ini bukan karena ada maksud tersembunyi di dalamnya, karena demi kemanusiaan itu akan sangat keji.

Saya yakin inilah saatnya bangsa kita bersatu untuk melawan virus Corona ini, saling belajar dan saling bergandengan tangan. Bersama kita bisa.

Referensi : 1 - 2 -3

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun