Mohon tunggu...
Arnold Adoe
Arnold Adoe Mohon Tunggu... Lainnya - Tukang Kayu Setengah Hati

Menikmati Bola, Politik dan Sesekali Wisata

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Jangan Bersilat Lidah Lagi, Ahok yang Paling Cocok Urus Ibu Kota Baru

6 Maret 2020   09:15 Diperbarui: 6 Maret 2020   09:20 2827
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jokowi dan Ahok di kilang TPPI Tuban(Instagram Jokowi)

Judul ini mungkin akan dinilai standar ganda, mengajak orang untuk tidak bersilat kata atau bersilat lidah tetapi terkesan memaksa orang untuk mengikuti pendapat sendiri. Eh, biasa aja ding, nama juga tulisan opini. Toss.

Tulisan opini itu biasa kalau ada yang tidak suka atau suka, nah bahaya kalau semuanya menyukai tulisan opini kita, tanpa sedikitpun kritik, nah itu bisa dicurigai, opini atau opium. Ehh.

Ah, sudahlah basa-basi, langsung saja pada pertanyaannya, apakah Ahok cocok untuk menjadi  Kepala Badan Otoritas Ibu Kota Negara (IKN)?

Jawabannya? Pastilah cocok. Mengapa? Karena kalau tidak cocok, pria bernama lengkap Basuki Tjahaja Purnama  ini tentu tidak akan dicalonkan oleh Presiden Indonesia, Jokowi. Begitu,

Pencalonan atau dicalonkan itu tidak mudah, perlu bibit, bebet dan bobot yang dipertimbangkan, apalagi urusan negara.  Memilih ketua kelompok arisan ibu-ibu saja sulit, apalagi memilih Kepala Badan Otorita yang akan mengurus Ibu Kota baru pasti berlipat ganda penilaiannya.

Lho, jangan anggap remeh soal ketua kelompok arisan ibu-ibu. Tugasnya seabrek, mulai dari mengatur jadwal arisan, mengatur jadwal juga jika ada yang mau namanya terlebih dahulu mendapat uang arisan karena ada keperluan mendesak, dan paling sulit adalah digosipin oleh ibu-ibu yang lain di luar atau pada waktu jam arisan. Beginilah, begitulah, berat.

Nah, karena itulah, Jokowi memunculkan empat nama sekaligus selain Ahok sebagai calon, ada  eks kepala bappenas Bambang Brodjonegoro,  Direktur Utama PT Wijaya Karya (Persero) Tbk Tumiyana, dan Bupati Banyuwangi Azwar Anas.

Lalu sekarang jika ditanya siapa yang paling cocok untuk memimpin Ibu Kota baru? Saya akan dengan subyektif mengatakan Ahok. 

Calon-calon yang lain memang orang hebat, tetapi Ahok menurut saya jelas lebih komplit.

Bambang Brodjonegoro itu tak bisa dipungkiri adalah seorang perencana ulung, ide gila untuk membangun ibu kota baru menjadi mulus karena Jokowi dibantu perencana sehebat Bambang.

Lalu soal Tumiyana, bicara PT WiKA maka bagi Jokowi, ini tentu soal percepatan infrastruktur, target pembangunan yang tak panjang dengan standar tinggi masuk akal dika diinginkan untuk dikawal atau dipimpin oleh orang hebat seperti Tumiyana.

Terakhir soal Azwar Anas, bupati hebat  yang membuat Banyuwangi menjadi tersohor karena pariwisatanya semakin dikenal di dunia internasional di bawah kepemimpinannya. Anas memang Bupati yang inovatif dan kreatif.

Kepala Badan Otoritas Ibu Kota Negara (IKN) memang membutuhkan tiga kompetensi tersebut, tetapi tidak bisa dipisah-pisah, karena faktor teknis diatas tidak bisa berjalan tanpa kemampuan non teknis yang sangat diperlukan dengan tokoh yang sudah teruji melakukannya, disinilah tanpa mengurangi rasa hormat kepada calon yang lain,  Ahok jelas unggul.

Soal integritas, keberanian, ketegasan, tahan pukulan terhadap berbagai tantangan dalam memimpin  sudah dilewati Ahok. Bahkan, Ahok sudah membuktikan bahwa dirinya tidak berubah meski sudah diterjang badai sekalipun.

Lihat saja yang dilakukannya kepada Pertamina, ketika tak sedikit orang mengatakan bahwa karir dan keberanian Ahok sudah dikikis habis setelah masuk penjara, malah Ahok tidak berubah sama sekali bahkan semakin garang.

Taringnya masih tajam, gerakannya masih cepat, dan idealismenya soal transparansi masih terpapar dengan kokoh di depan publik.

Apakah ini yang paling penting dalam pembangunan Ibu Kota Baru? Saya akan mengatakan ya, amat penting.

Soal transparansi, belum apa-apa sudah banyak pihak yang akan mencurigai triuliunan rupiah yang mengalir ke Ibu Kota akan menjadi ladang dan menjadi sarang koruptor. Siapa yang berani berbuat demikian jika ada Ahok ada disana?

Ahok bisa dianggap penista agama, tetapi soal tranparansi soal uang, harus diakui di negara yang amat sopan dan relijius ini, tak terlihat banyak pejabat yang menunjukan integritas soal ini seperti dirinya.

Terakhir, supaya berimbang, saya akan sedikit membicarakan tentang kekuatiran bahwa Ahok akan membuat gaduh dan terlalu ribut dengan pernyataan kontroversial? Nah, malah saya ingin mengatakan karena  itulah alasan saya bahwa Ahok paling cocok menjadi Kepala Badan Otorita Ibu Kota Baru.

Orang kolerik seperti Ahok itu bertipe perintis. Dia tidak akan terlalu banyak mementingkan relasi asal standar yang ingin dibangunnya menjadi tercapai. Kebetulan Ibu Kota baru belum banyak orang, lalu baru dirintis atau dimulai, perlulah pemimpin segalak Ahok agar standarnya berjalan tanpa kompromi atau alasan sana sini.

Ibu kota baru butuh ribut-ribur, demi perubahan. Jangan senyam senyum di depan wartawan saja, tetapi kerjaan selalu dikritik karena terkesan tidak melakukan apa-apa.

Ini bukan berarti juga saya setuju untuk sembarang terabas, namun untuk menjaga agar target dan standar tinggi tercapai maka kursi pemimpin jangan  diisi oleh pemimpin yang tidak berani dan tegas, diragukan transparansinya apalagi hanya mengandalkan kemampuan komunikasi publiknya. Untuk tugas ini amat tidak cocok dan berpotensi gagal. Pencitraan tidak cocok di Ibu Kota baru.

Oleh karena itulah, saya merasaAhok paling cocok.

Lalu bagaimana dengan ketiga calon tadi?  Saya sendiri menduga atau menilai, Jokowi bukan memberikan nama-nama calon Kepala Badan, tetapi sedang memberikan nama-nama yang akan bekerja dalam satu tim, Kepalanya ya akan tetap Ahok.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun