Lalu soal Tumiyana, bicara PT WiKA maka bagi Jokowi, ini tentu soal percepatan infrastruktur, target pembangunan yang tak panjang dengan standar tinggi masuk akal dika diinginkan untuk dikawal atau dipimpin oleh orang hebat seperti Tumiyana.
Terakhir soal Azwar Anas, bupati hebat  yang membuat Banyuwangi menjadi tersohor karena pariwisatanya semakin dikenal di dunia internasional di bawah kepemimpinannya. Anas memang Bupati yang inovatif dan kreatif.
Kepala Badan Otoritas Ibu Kota Negara (IKN) memang membutuhkan tiga kompetensi tersebut, tetapi tidak bisa dipisah-pisah, karena faktor teknis diatas tidak bisa berjalan tanpa kemampuan non teknis yang sangat diperlukan dengan tokoh yang sudah teruji melakukannya, disinilah tanpa mengurangi rasa hormat kepada calon yang lain, Â Ahok jelas unggul.
Soal integritas, keberanian, ketegasan, tahan pukulan terhadap berbagai tantangan dalam memimpin  sudah dilewati Ahok. Bahkan, Ahok sudah membuktikan bahwa dirinya tidak berubah meski sudah diterjang badai sekalipun.
Lihat saja yang dilakukannya kepada Pertamina, ketika tak sedikit orang mengatakan bahwa karir dan keberanian Ahok sudah dikikis habis setelah masuk penjara, malah Ahok tidak berubah sama sekali bahkan semakin garang.
Taringnya masih tajam, gerakannya masih cepat, dan idealismenya soal transparansi masih terpapar dengan kokoh di depan publik.
Apakah ini yang paling penting dalam pembangunan Ibu Kota Baru? Saya akan mengatakan ya, amat penting.
Soal transparansi, belum apa-apa sudah banyak pihak yang akan mencurigai triuliunan rupiah yang mengalir ke Ibu Kota akan menjadi ladang dan menjadi sarang koruptor. Siapa yang berani berbuat demikian jika ada Ahok ada disana?
Ahok bisa dianggap penista agama, tetapi soal tranparansi soal uang, harus diakui di negara yang amat sopan dan relijius ini, tak terlihat banyak pejabat yang menunjukan integritas soal ini seperti dirinya.
Terakhir, supaya berimbang, saya akan sedikit membicarakan tentang kekuatiran bahwa Ahok akan membuat gaduh dan terlalu ribut dengan pernyataan kontroversial? Nah, malah saya ingin mengatakan karena  itulah alasan saya bahwa Ahok paling cocok menjadi Kepala Badan Otorita Ibu Kota Baru.
Orang kolerik seperti Ahok itu bertipe perintis. Dia tidak akan terlalu banyak mementingkan relasi asal standar yang ingin dibangunnya menjadi tercapai. Kebetulan Ibu Kota baru belum banyak orang, lalu baru dirintis atau dimulai, perlulah pemimpin segalak Ahok agar standarnya berjalan tanpa kompromi atau alasan sana sini.