Selanjutnya, Basuki yang jelas lebih paham secara teknis berharap agar Anies mampu mengaplikasikan apa yang disebutnya naturalisasi tersebut, karena menurut Basuki esensinya sama, yaitu memperluas daerah aliran sungai.
Sayangnya, Anies belum bergerak aktif secara signifikan.Â
Malah, dalam sebuah kesempatan, keduanya, Basuki dan Anies hampir terpancing untuk saling berdebat tentang penanganan banjir di awal tahun kemarin.
Sempat panas, karena setelah Anies mengatakan bahwa dirinya  siap untuk berdebat dengan siapa saja, dibalas Basuki dengan mengatakan bahwa dirinya tak diajar untuk berdebat.
Dari jejak-jejak inilah, pernyataan ikut bertanggung jawab Basuki terdengar seperti oase di padang gurun, meskipun sebenarnya ini bukanlah pernyataan yang pertama yang disampaikan Basuki. Â Baru lusa kemarin (25/2/2020), saat ditemui di Istana Presiden, Basuki juga mengatakan hal yang sama, yaitu ikut bertanggungjawab atas banjir Jakarta.
Ada apa dengan Basuki, sehingga terkesan manis seperti ini kepada Anies?
Menarik melihat pernyataan Basuki ini, bahkan menurut saya, ada unsur bujuk rayu yang terkandung di dalam pernyataan  ikut bertanggung jawab atas banjir Jakarta ala Basuki ini.
Bujuk rayu pada Anies seperti apa yang dimaksud dari pernyataan Basuki ini?
Paling tidak ada dua konteks yang dapat digunakan untuk menjelaskan pernyataan ini.Â
Pertama, pernyataan ikut bertanggungjawab Basuki ingin sekali menegaskan bahwa pemerintah memang berperan aktif untuk mengurangi dampak banjir di Ibu kota.
Banyak hal yang sudah dilakukan, seperti pembuatan waduk dan sebagainya. Oleh karena iti, Basuki merasa pemerintah masih perlu berbuat lebih banyak. Pernyataan normal bagi  seorang praktisi yang bukan politikus dari seorang Basuki.