Di China, hewan mamalia yang  bersisik ini digunakan di Asia untuk makanan dan obat-obatan dan juga disebarkan ke berbagai belahan dunia.
World Wildlife Fund juga menulis bahwa hewan  trenggiling adalah salah satu mamalia paling diperdagangkan di Asia karena dagingnya dianggap lezat di negara-negara seperti China dan sisiknya digunakan untuk obat tradisional.
Sabtu, 8 Februari, peneliti dari South China Agricultural University mempublikasi bahwa dari analisa mereka urutan genom dari galur Virus Corona baru yang diambil dari trenggiling ternyata 99 persen identik dengan urutan yang ditemukan pada orang-orang yang terinfeksi Virus Corona di Wuhan.
Liu Yahong, rektor universitas tersebut mengatakan bahwa sesudah tim peneliti menganalisis lebih dari 1.000 sampel metagenom dari sejumlah satwa liar maka ditemukan bahwa tenggiling merupakan hewan yang paling mungkin menjadi inang perantara dalam proses penularan coronavirus
"Hasil studi ini menunjukkan bahwa tenggiling kemungkinan adalah inang perantara dalam proses penularan Virus Corona," ujar Liu.
Apa yang dimaksud dengan inang perantara?
Inang perantara berarti  sebelum mencapai manusia, Virus Corona kemungkinan ditularkan dari kelelawar ke trenggiling terlebih dahulu.
Yan Xiang, seorang profesor virologi di University of Texas  juga termasuk  yang "yakin" akan hubungan antara coronavirus dan trenggiling, setelah mempelajari lebih dari 1.000 sampel dari hewan liar.
Xiang mengatakan bukti untuk klaimnya "sudah ada" di sebuah makalah dari Oktober 2019, yang menerbitkan sekuens genom dari trenggiling yang diselundupkan dari Malaysia ke Cina ditemukan bukti adanya coronavirus di situ .
Coronavirus versi terbaru ini kemungkinan bisa menjadi "hibrida dari dua coronavirus yang sangat mirip seperti yang disarankan dalam makalah baru-baru ini," kata Xiang.
"Virus itu mungkin tidak dapat menginfeksi manusia secara langsung melalui kelelawar, jadi ia harus melalui hewan peralihan untuk selanjutnya bermutasi untuk menginfeksi manusia," kata Xiang.