Dari penjelasannya, selama kurang lebih dua minggu, para WNI ini akan dimonitor atau diawasi secara intens untuk mengecek bagaimana reaksi tubuh mereka. Jikalau pada akhirnya ternyata benar-benar negatif, maka WNI tidak perlu dikarantina lagi.
Dalam arti lain, karantina digunakan untuk memisahkan dan membatasi pergerakan manusia yang sehat, tapi mungkin terpapar penyakit menular. Mereka bisa saja tertular dan tidak mengetahuinya. Saat berada di karantina, mereka akan diamati secara saksama untuk melihat apakah mereka menjadi sakit.
Persoalan berikutnya adalah harapan proses ini juga dibarengi dengan memastikan agar para WNI ini dapat happy atau enjoy menikmati proses yang ada.
Berharap pangkalan militer Natuna yang dikatakan memiliki fasilitas rumah sakit yang mumpuni juga dapat menjadi tempat yang nyaman bagi para WNI ini.
Hal yang sama diutarakan oleh Sekretaris Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan ( Kemenkes), Achmad Yurianto.
"Hanya dipisahkan untuk observasi, treatment makan enak minum santai santai happy-happy saja," jelas  pria yang akrab dipanggil Yuri ini.
Selain itu, di tempat karantina tersebut selain tenaga kesehatan, juga dilengkapi dengan  satu orang psikiater, tiga orang psikolog, dan satu orang perawat jiwa untuk memastikan para WNI dapat menjalani proses ini dengan baik.
 Sebagai sesama warga bangsa, kita patut berharap proses yang teramat penting ini dapat berlangsung dengan baik.