Mohon tunggu...
Arnold Adoe
Arnold Adoe Mohon Tunggu... Lainnya - Tukang Kayu Setengah Hati

Menikmati Bola, Politik dan Sesekali Wisata

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Basuki Marah Dianggap Ngawur oleh TGUPP Anies Baswedan?

5 Januari 2020   18:47 Diperbarui: 20 Januari 2020   05:09 5302
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Basuki mengatakan bahwa yang terpenting dari kedua konsep normalisasi atau naturalisasi tersebut adalah proses eksekusinya. Selama tidak dieksekusi sulit.

Konsep naturalisasi selama ini dianggap adalah lawan dari pembetonan dari konsep normalisasi tetapi mau apapun, tetap perlu adanya pelebaran sungai, dan itu membuat Pemprov DKI harus berani membebaskan lahan. Sebuah hal yang tidak pernah dieksekusi.

Selama tidak dieksekusi, naturalisasi yang kabarnya hanya menggunakan bronjong dan menanam pohon-pohonan tidak dapat dilakukan.

Dari sisi ini saja, kita bisa memahami maksud ketika Basuki menolak untuk diajak berdebat oleh pihak Anies. Basuki tentu akan lebih senang untuk bicara detail.

Bicara soal penanganan Banjir, Basuki sepertinya sudah malas bicara soal hal yang kurang detail , tetapi langsung ke taraf eksekusi. Selama masih berdebat soal panjang, lebar dan dalam apalagi asumsi, tentu Basuki akan malas menanggapi. Pria ini terlihat tidak suka banyak cincong.

Jika bertemua, doktor Teknik Sipil lulusan Universitas Colorado mungkin akan bertanya kepada Muin. Baik, jika diperdalam kira-kira berapa kedalaman yang dibutuhkan, apakah bapak pernah melihat gambar kerja konsep normalisasi kami?

Mungkin sebaiknya, sebelum bicara ngawur, dan menganggap orang lain ngawur, doktor Muin perlu menjelaskan secara teknis konsep naturalisasi yang dipunyai, jangan sekedar bicara kurang dalam, kurang lebar dan sebagainya.

Jika belum dijelaskan, sepertinya pak Menteri akan santai-santai saja. Basuki sepertinya lagi sibuk mengerahkan tim khusus untuk mengetahui penyebab khusus di 180 titik banjir daripada habis waktu menanggapi komentar ngawur.

Terakhir, sebaiknya pak Muin ajak pak Basuki diskusi, sambil bermain gitar. Lebih asoyy. Toss.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun