Mohon tunggu...
Arnold Adoe
Arnold Adoe Mohon Tunggu... Lainnya - Tukang Kayu Setengah Hati

Menikmati Bola, Politik dan Sesekali Wisata

Selanjutnya

Tutup

Raket Pilihan

Segitiga Aneh, Ahsan/Hendra, Endo/Watanabe dan Kevin/Marcus

16 Desember 2019   08:19 Diperbarui: 16 Desember 2019   08:34 2734
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ahsan/Hendra mengalahkan Endo/Watanabe I Gambar : PBSI

Tulisan ini tulisan santai yang dibuat dengan hati gembira, karena Ahsan/Hendra berhasil meraih gelar ganda putra BWF Final Tour 2019 seusai mengalahkan pasangan Jepang Endo/Watanabe. Karma bagi Endo/Watanabe karena mengalahkan Kevin/Marcus. Lagian saya tidak suka cara Yuta Watanabe tersenyum. Itu saja.

Jika diajak untuk bicara segitiga yang misterius atau aneh, maka apa yang terbayang? Segitiga pengaman? Ah, itu biasa. Cinta segitiga? Nah, ini mengasyikan. Ups.

Kembali ke topik. Segitiga yang aneh. Maunya saya yang  pertama terbayang oleh para pembaca seharusnya  itu adalah Segitiga Bermuda. Sebuah fenomena yang sulit dijelaskan tentang sebuah area perairan yang diperkirakan berada di antara Bermuda, Puerto Riko dan Florida, Ameirka Serikat.

Area ini menjadi amat terkenal karena banyaknya pesawat atau kapal yang menghilang setelah melalui area ini. Ada USS Cyclops pada tahun 1918. Ini kapal perang Amerika, bisa-bisanya hilang di Bermuda. 

Lalu pada tahun 1945, ada lagi Flight 19, kelompok pesawat tempur. Ajaibnya, bukan satu pesawat, tapi lima pesawat pengebom Avenger hilang sekaligus saat melalui area ini.

Bagaimana menjelaskannya? Nah, itu yang sulit sampai sekarang. Secara paranormal, macam-macam cerita aneh yang berkembang.

Ada yang mengatakan  hal ini berhubungan dengan  kota mitos Atlantis yang berada di bawah laut, ada alien dan adanya portal waktu? Portal waktu? Ya, mungkin seperti pintu doraemon .

Akan tetapi ada juga penjelasan secara ilmiah. Penjelasan adanya perisitwa aneh ini karena adanya anomali geomagnetik. Apa itu anomali geogmanetik? Coba cari tahu saja sendiri karena saya sendiri juga bingung menjelaskannya. Tetapi,  intinya anomali ini membuat pilot dan nahkoda bingung saat melewati area ini.

Lebih lanjut,  penjelasannya karena disebabkan oleh cuaca yang tiba-tiba menjadi buruk, arus teluk bergerak beraturan, dan jarum kompas bergerak cepat tak tentu. Bayangkan saja seperti salah satu adegan di film bajak laut yang dibintangi Johny Deep itu.

***

Nah, meskipun melompat jauh karena mungkin tidak nyambung (maaf), akan tetapi saya berharap pengantar segitiga Bermuda itu sudah cukup untuk menghantar pembaca yang terhormat ke fenomena segitiga di dunia bulutangkis, yaitu antara Endo/Watanabe, Ahsan/Hendra dan Kevin/Marcus.

Ada apa gerangan? Trang-trang (kayak bunyi piring jatuh di film horror). Ah, tidak perlu dramatisasi dam basa basi lagi, langsung saja.  Jadi bagaimana bisa  Endo/Watanabe itu bisa menang mudah atas The Minions Kevin/Marcus, tetapi kok gampang kalah dari ganda veteran kita, The Daddies Ahsan/Hendra? (Baca sambil mata melotot)

Bagaimana menjelaskannya? Kalo saya mau menjelaskan secara mudah, ya karena sial saja. Sial karena kok atau bola yang dipukul keluar lapanganlah, nyangkut di net lah, atau terlalu tinggi sehingga gampang dismash balik lawan. Untuk hal yang terakhir memang terlihat menyesakan. Apalagi sudah diajak reli, hingga 50-60 kali pukulan.

Akan tetapi supaya seru, saya akan menjelaskannya memakai pola penjelasan segitiga Bermuda tadi. Secara paranormal dan ilmiah.

Secara paranormal, saya menyebutnya paranormal netizen sajalah. Paranormal netizen mengatakan bahwa hal ini diakibatkan karena kurang komunikasi dan kesabaran. Jadi menurut mereka,  Kevin/Marcus itu kalah dari Endo/Watanabe karena dua hal ini.

Saya sebenarnya bingung soal maksud dari kurang komunikasi ini. Bagaimana mau main, kalo Kevin/Marcus ngobrol terus, apalagi sambil ngopi. Tetapi saya akhirnya mengerti, sepertinya dalam pertandingan kemarin di babak semifinal BWF Final World Tour 2019, Kevin/Marcus memang kurang tenang.

Tenang? Ya, mereka berdua terlalu tegang, apalagi Marcus. Wajahnya seram kalo lagi tegang, kayak anak sekolahan dicubit telinganya tapi tak sanggup membalas.

Kesalahan sendiri sering direspons dengan kepanikan. Mereka berdua, seperti memendam sesuatu ketika salah satu melakukan kesalahan, lu yang salah, lu ya. Padahal seharusnya enjoy. Nikmati saja, berikan senyuman terindah meski gagal, melangkahlah ke depan. Iya ya, masak melangkah mundur.

Mari serius lagi. Seharusnya Kevin/Marcus itu seperti Ahsan/Hendra, tos-tosan meski salah pukul. Lalu bisik-bisik berhadiah, meski sebentar. Nah, akibatnya Endo/Watanabe jadinya gugup kan. Pasangan Jepang itu mungkin bertanya-tanya apa sih yang dibicarakan mereka Ah-san/Hendra-san), lalu akhirnya kalah deh. Itu dia.

Soal kesabaran, ini hal yang tak kalah  penting. Menurut paranormal netizen, Kevin/Marcus tidak sesabar Endo/Watanabe dan juga Ahsan/Hendra.

Saya setuju. Menurut saya yang paling sabar itu Yuri Watanabe. Usianya baru 22 tahun, beda 10 tahun dari Hiroyuki Endo. Sebagai yang berusia muda, Watanabe seharusnya protes mengapa Hiroyuki Endo tidak pensiun saja, apalagi umumnya semakin tua gerakannya akan semakin lambat.

Tapi Watanabe sabar, sabar menerima bahwa itulah jalan yang diatur oleh PBSInya Jepang. Akhirnya buah kesabaran itu berbuah hasil, mereka menjadi salah satu ganda terkuat dunia sekarang.

Akan tetapi kesabaran itu memang tidak mudah apalagi bagi The Minions. Apalagi jika kalah melulu. Dalam setahun ini Kevin/Marcus dibabat sampai lima kali hanya oleh Endo/Watanabe. Secara psikologis berpengaruhlah, ingin menang, nafsu tapi tidak bergairah. 

Padahal seharusnya yang harus dipahami, kekalahan hanyalah kegagalan yang tertunda, tetapi kalo sampai lima kali memang sudah keterlaluan.

Secara ilmiah, menjelaskan saling mengalahkan antara ketiga pemain ini, memang soal gaya main. Pasangan nomor satu kita, Kevin/Marcus sudah menang 10 kali dan hanya 2 kali kalah dari Ahsan/Hendra, sebaliknya Endo/Watanabe di tangan Ahsan/Hendra hanya mampu sekali menang dari 7 kali pertemuan.

Gaya main Ahsan/Hendra tidak disukai Endo/Watanabe karena bermain dengan ritme yang panjang. Bola tidak mau cepat dimatikan, tetapi memaksa Endo/Watanabe harus lebih dahulu menyerang, lalu dicounter dengan serangan balik yang cepat.

Sebaliknya, Endo/Watanabe berlagak sebaliknya saat melawan Kevin/Marcus. Endo/Watanabe senang diserang terus menerus oleh Kevin/Marcus, dan ketika Kevin/Marcus mulai frustrasi karena tidak bisa menembus pertahanan mereka, Endo/Watanabe mengambil peluang dengan melakukan serangan balik yang tak kalah cepat.

Saya tidak banyak melihat wajah Kevin/Marcus setegang saat melakoni laga pertandingan bulutangkis. Akan tetapi menghadapi Endo/Watanabe, hal itu terlihat jelas.

Frustrasi iya, putus asa juga ya. Kalah di set ketiga hanya dengan meraih 10 poin amatlah menyesakkan. Apalagi melihat senyuman Yuta Watanabe. Perhatikan, senyumannya kayak kaisar bengis yang mengambil harta dari orang tak bersalah.

Syukurlah karma itu datang di final. The Daddies melibas mereka dengan dua set langsung. Endo/Watanabe tak berkutik, mereka tak sabar menghadapi Ahsan/Hendra yang amat sabar, apalagi saat ketinggalan 10-16. Drive mereka nyangkut di net, smash mereka keluar lapanga, dan Ahsan/Hendra ya gitu, cool.

The Daddies mah gitu, Hendra piawai bermain di depan net, smash keras dari Ahsan juga masih menyengat. Lalu ekspresi mereka itu lho, biasa saja. Siapa yang tidak gemas. Yuta gemas, Endo gemas, kalah sudah.

Lalu apa yang akan terjadi di Olimpiade 2020? Ada orang bijak mengatakan demikian. Kesusahan sehari cukuplah sehari. Proyeksi 2020 mungkin terlalu jauh, hanya perlu evaluasi dan refreshing bagi para pasangan ganda kebanggaan kita ini.

Kevin/Marcus tetaplah andalan, mereka akan belajar dari kekalahan dari kekalahan ini. Jika harus ada yang diperbaiki dari komunikasi antar mereka dan  kesabaran ya perbaiki. Soal gaya main, tinggal dipoles lagi secara teknis.

Ahsan/Hendra ya tetap pelapis yang hebat. Mereka berdua ini flow like water, mengalir sajalah. Hampir pensiun , lalu dipisah karena underperform, tapi bergabung dan hebat lagi. Ahsan/Hendra semoga tetap kuat di 2020 nanti.

Endo/Watanabe? Rasanya  mereka akan semakin hebat. Hanya selama Yuta Watanabe masih bermain menggunakan tangan kiri, saya yakin masih ada kesempatan Kevin/Marcus mengulik-ngulik mereka di tahun mendatang. Sesudah itu, dunia serasa milik berdua. Ah, cinta segitiga. Itu saja.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun