Nah, meskipun melompat jauh karena mungkin tidak nyambung (maaf), akan tetapi saya berharap pengantar segitiga Bermuda itu sudah cukup untuk menghantar pembaca yang terhormat ke fenomena segitiga di dunia bulutangkis, yaitu antara Endo/Watanabe, Ahsan/Hendra dan Kevin/Marcus.
Ada apa gerangan? Trang-trang (kayak bunyi piring jatuh di film horror). Ah, tidak perlu dramatisasi dam basa basi lagi, langsung saja.  Jadi bagaimana bisa  Endo/Watanabe itu bisa menang mudah atas The Minions Kevin/Marcus, tetapi kok gampang kalah dari ganda veteran kita, The Daddies Ahsan/Hendra? (Baca sambil mata melotot)
Bagaimana menjelaskannya? Kalo saya mau menjelaskan secara mudah, ya karena sial saja. Sial karena kok atau bola yang dipukul keluar lapanganlah, nyangkut di net lah, atau terlalu tinggi sehingga gampang dismash balik lawan. Untuk hal yang terakhir memang terlihat menyesakan. Apalagi sudah diajak reli, hingga 50-60 kali pukulan.
Akan tetapi supaya seru, saya akan menjelaskannya memakai pola penjelasan segitiga Bermuda tadi. Secara paranormal dan ilmiah.
Secara paranormal, saya menyebutnya paranormal netizen sajalah. Paranormal netizen mengatakan bahwa hal ini diakibatkan karena kurang komunikasi dan kesabaran. Jadi menurut mereka, Â Kevin/Marcus itu kalah dari Endo/Watanabe karena dua hal ini.
Saya sebenarnya bingung soal maksud dari kurang komunikasi ini. Bagaimana mau main, kalo Kevin/Marcus ngobrol terus, apalagi sambil ngopi. Tetapi saya akhirnya mengerti, sepertinya dalam pertandingan kemarin di babak semifinal BWF Final World Tour 2019, Kevin/Marcus memang kurang tenang.
Tenang? Ya, mereka berdua terlalu tegang, apalagi Marcus. Wajahnya seram kalo lagi tegang, kayak anak sekolahan dicubit telinganya tapi tak sanggup membalas.
Kesalahan sendiri sering direspons dengan kepanikan. Mereka berdua, seperti memendam sesuatu ketika salah satu melakukan kesalahan, lu yang salah, lu ya. Padahal seharusnya enjoy. Nikmati saja, berikan senyuman terindah meski gagal, melangkahlah ke depan. Iya ya, masak melangkah mundur.
Mari serius lagi. Seharusnya Kevin/Marcus itu seperti Ahsan/Hendra, tos-tosan meski salah pukul. Lalu bisik-bisik berhadiah, meski sebentar. Nah, akibatnya Endo/Watanabe jadinya gugup kan. Pasangan Jepang itu mungkin bertanya-tanya apa sih yang dibicarakan mereka Ah-san/Hendra-san), lalu akhirnya kalah deh. Itu dia.
Soal kesabaran, ini hal yang tak kalah  penting. Menurut paranormal netizen, Kevin/Marcus tidak sesabar Endo/Watanabe dan juga Ahsan/Hendra.
Saya setuju. Menurut saya yang paling sabar itu Yuri Watanabe. Usianya baru 22 tahun, beda 10 tahun dari Hiroyuki Endo. Sebagai yang berusia muda, Watanabe seharusnya protes mengapa Hiroyuki Endo tidak pensiun saja, apalagi umumnya semakin tua gerakannya akan semakin lambat.