Valdo kerap membuat pelanggaran keras, dan terlalu gampang terpancing emosi marahnya. Penikmat timnas mungkin masih ingat, ketika Valdo berduel dengan pemain Singapura lalu sempat mengancam untuk menjotos pemain Singapura tersebut.
Beruntung, permohonan maaf Valdo diterima wasit, jika tidak, Valdo yang sudah menerima kartu kuning akan diberi kartu merah dan akhirnya tidak bisa bermain melawan Brunai dan Laos.
Pemain Persebaya Surabaya yang mengawali karirnya dengan bermain di Persipura Jayapura ini memang mewakili emosi khas Timur Indonesia, yang keras dan cenderung "galak" di lapangan.
Penemu bakat dari Valdo saat bermain tarkam, Claudio de Jesus, pria Brasil yang menjadi pelatih kiper Persipura di 2016, pernah mengatakan bahwa Valdo akan menjadi semakin besar jika mampu menahan emosinya di lapangan.
"Beberapa waktu lalu saya berpesan kepadanya agar tidak emosi di lapangan karena dia juga harus mencari nama baik. Saya lihat sekarang dia main tidak emosi" ujar Claudio.
Di dalam perspektif yang berbeda, emosi Osvaldo bisa saja positif bagi timnas U-22. Banyak sekali tim akan terbangun gairahnya karena kehadiran pemain dengan antusiasme bermain yang melebihi rata-rata. Mereka tampil seperti gladiator di lapangan, lengkap dengan emosinya.
Di Amerika Latin istilah ini dikenal dengan cholo. Istilah yang pada awalnya merupakan olok-olok buat laki-laki miskin atau pengangguran yang berusaha untuk melawan olok-olok tersebut dengan bekerja keras.
Di sepak bola, istilah ini dimaknai sebagai kecerdasan dan ketangguhan khas jalanan yang mampu membuat tim tampil lebih bergairah dan pantang menyerah.
Pemain yang kerap dijuluki Cholo adalah pemain Argentina, Diego Simeone yagn sekarang melatih Atletico Madrid.
Simeone dikenal sebagai pemain yang bergaya tak kenal kompromi saat di lapangan bahkan cenderung keras terhadap pemain lawan, dan berani berkelahi ketika dibutuhkan tim. Banyak yang menyebutnya dengan gaya bermain yang membahayakan, tetapi ada yang memuji sebagai gaya bermain yang dibutuhkan tim pemenang.
Valdo jelas mewakili hal tersebut, agresif dan tak kenal kompromi. Syukurlah hingga pertandingan melawan Laos, emosi negatif Valdo dapat dikendalikannya lalu yang keluar adalah emosi yang dibutuhkan tim. Agresif, pantang menyerah dan akhirnya membuat Valdo amat garang di lapangan.