Mohon tunggu...
Arnold Adoe
Arnold Adoe Mohon Tunggu... Lainnya - Tukang Kayu Setengah Hati

Menikmati Bola, Politik dan Sesekali Wisata

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Dua Sisi Emosi Seorang Osvaldo Haay

6 Desember 2019   08:48 Diperbarui: 6 Desember 2019   08:53 680
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Osvaldo Haay, Top Skor SEA Games I Gambar : Kompas

Sekarang ini banyak yang memuja Osvaldo Haay, tetapi tidak sedikit pula yang mungkin berpikir bahwa pria muda yang akrab dipanggil Valdo memiliki salah satu kelemahan yang dapat merugikan timnas Indonesia di babak semifinal melawan Myanmar nantinya.

Saat ini Valdo memang bercokol di puncak top skor sementara ajang Sepakbola SEA Games 2019 dengan tujuh buah gol. Valdo memang tampil menggila sejak tampil sebagai pemain pengganti di laga awal melawan Thailand, dalam pertandingan itu Valdo mencetak satu gol.

Dalam pertandingan melawan Singapura, pemain kelahiran Jayapura  ini juga mampu menyumbangkan sebiji gol, lalu menggila dengan mencetak hattrick saat melawan Brunai Darusallam disusul brace saat melawan ke gawang Laos di pertandingan penutup. Indonesia pun melaju ke babak semifinal sebagai runner-up grup.

Timnas U-22 besutan Indra Sjafrie memang menjadi lebih agresif dan tajam dengan kehadiran Valdo. Jika kita jeli melihat perbedaan gaya permainan striker Muhammad Rafly yang digantikan Valdo, nampaknya Indra Sjafrie berharap timnas bermain sedikit lebih pragmatis.

Rafly lebih diplot sebagai defensive forward. Rafly diharapkan dapat bertugas bukan saja sebagai seorang penyerang tetapi dapat mematikan alur bola lawan sejak dari pertahanan.

Wajar, karena di Arema, Rafly berperan sebagai seorang gelandang. Jika kita bandingkan, tugas ini mirip seperti yang diemban oleh Oliver Giroud di Timnas Prancis di Piala Dunia 2018 lalu hingga sekarang.

Strategi menjadi berubah ketika Haay terpaksa dimasukkan. Gaya bermain Valdo cenderung ke Attacking Forward daripada bertahan. Syukur, karena dengan gaya ini, serangan balik cepat timnas selalu menemukan Valdo yang sudah lebih dahulu dan cepat berada di depan.

Gaya Valdo hanya akan kesulitan dimainkan ketika Indra meminta tim lebih bertahan, contohnya saat melawan Vietnam. Akan tetapi saat melawan Brunai dan Vietnam,  Valdo menggila.

Osvaldo yang Kerap Emosional

Selain gaya permainan Valdo yang nyetel dengan skema 4-3-3 Indra yang agresif ini, tidak dapat dipungkiri bahwa yang perlu dihindari Valdo adalah emosinya yang berlebihan. Saat melawan Singapura hal ini terlihat dengan jelas.

Valdo kerap membuat pelanggaran keras, dan terlalu gampang terpancing emosi marahnya. Penikmat timnas mungkin masih ingat, ketika Valdo berduel dengan pemain Singapura lalu sempat mengancam untuk menjotos pemain Singapura tersebut.

Beruntung, permohonan maaf Valdo diterima wasit, jika tidak, Valdo yang sudah menerima kartu kuning akan diberi kartu merah dan akhirnya tidak bisa bermain melawan Brunai dan Laos.

Pemain Persebaya Surabaya yang mengawali karirnya dengan bermain di Persipura Jayapura ini memang mewakili emosi khas Timur Indonesia, yang keras dan cenderung "galak" di lapangan.

Penemu bakat dari Valdo saat bermain tarkam, Claudio de Jesus, pria Brasil yang menjadi pelatih kiper Persipura di 2016, pernah mengatakan bahwa Valdo akan menjadi semakin besar jika mampu menahan emosinya di lapangan.

"Beberapa waktu lalu saya berpesan kepadanya agar tidak emosi di lapangan karena dia juga harus mencari nama baik. Saya lihat sekarang dia main tidak emosi" ujar Claudio.

Di dalam perspektif yang berbeda, emosi Osvaldo bisa saja positif bagi timnas U-22. Banyak sekali tim akan terbangun gairahnya karena kehadiran pemain dengan antusiasme bermain yang melebihi rata-rata. Mereka tampil seperti gladiator di lapangan, lengkap dengan emosinya.

Di Amerika Latin istilah ini dikenal dengan cholo. Istilah yang pada awalnya merupakan olok-olok buat laki-laki miskin atau pengangguran yang berusaha untuk melawan olok-olok tersebut dengan bekerja keras.

Di sepak bola, istilah ini dimaknai sebagai kecerdasan dan ketangguhan khas jalanan yang mampu membuat tim tampil lebih bergairah dan pantang menyerah.

Pemain yang kerap dijuluki Cholo adalah pemain Argentina, Diego Simeone yagn sekarang melatih Atletico Madrid.

Simeone dikenal sebagai pemain yang bergaya tak kenal kompromi saat di lapangan bahkan cenderung keras terhadap pemain lawan, dan berani berkelahi ketika dibutuhkan tim. Banyak yang menyebutnya dengan gaya bermain yang membahayakan, tetapi ada yang memuji sebagai gaya bermain yang dibutuhkan tim pemenang.

Valdo jelas mewakili hal tersebut, agresif dan tak kenal kompromi. Syukurlah hingga pertandingan melawan Laos, emosi negatif Valdo dapat dikendalikannya lalu yang keluar adalah emosi yang dibutuhkan tim. Agresif, pantang menyerah dan akhirnya membuat Valdo amat garang di lapangan.

Kita perlu berharap menghadapi Myanmar nanti, Valdo tetap demikian. Apalagi, tim seperti Myanmar yang mirip seperti Vietnam, bukanlah tim yang "lembek". Myanmar bersedia bermain keras atau bahkan memprovokasi.

Jika Valdo dapat mengendalikan emosinya, kita pantas berharap mental petarung Valdo akan membuat gelontoran gol Valdo bertambah sekaligus membuat timnas U-22 melaju ke partai puncak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun