Mohon tunggu...
Arnold Adoe
Arnold Adoe Mohon Tunggu... Lainnya - Tukang Kayu Setengah Hati

Menikmati Bola, Politik dan Sesekali Wisata

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Mendambakan Tri Rismaharini, Kader Terbaik PDIP Segera Menjadi Menteri Jokowi

10 Agustus 2019   21:03 Diperbarui: 10 Agustus 2019   21:09 477
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam tulisan "10 Nama Calon Menteri di Kantong Megawati: Ada Ahok, Adian, dan Risma?" ada sebuah kutipan inspiratif yang pernah dikatakan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini demikian;

"Jabatan publik itu amanah. Karena itu jabatan wali kota dan gubernur, bahkan menteri hingga presiden sejatinya tidak untuk diminta-minta atau diperebutkan. Tapi jika Tuhan sudah berkehendak, maka siapa pun yang mendapatkan amanah wajib menunaikannya dengan baik."

Wanita berusia 57 tahun yang akrab dipanggil Risma ini memang inspiratif. Jika kalimat di atas tidak diucapkan oleh seorang Risma, mungkin kekuatannya tidak akan besar bagi yang membacanya.

Risma adalah profil anak bangsa yang sudah berbuat nyata bagi kepentingan masyarakat. Selama menjabat sebagai wali kota Surabaya pada 28 September 2010 hingga sekarang, dalam hampir dua periode, berbagai prestasi telah ditorehkan oleh Risma.

Pada masa kepemimpinannya sebagai wali kota, Kota Surabaya meraih tujuh kali piala adipura kencana berturut-turut yaitu tahun 2011 hingga 2017 untuk kategori kota metropolitan, serta adipura paripurna pada tahun 2016.

Pada Oktober 2013, Kota Surabaya di bawah kepemimpinannya juga memperoleh penghargaan tingkat Asia-Pasifik yaitu Future Government Awards 2013 di dua bidang sekaligus yaitu data center dan inklusi digital menyisihkan 800 kota di seluruh Asia-Pasifik.

Pada Februari 2015, Tri Rismaharini dinobatkan sebagai wali kota terbaik ketiga di dunia versi World City Mayors Foundation atas keberhasilannya dalam mengubah wajah Kota Surabaya dari yang kumuh penataannya menjadi kota yang lebih hijau dan tertata rapi.

Pada Maret 2015, nama Tri Rismaharini masuk dalam jajaran 50 tokoh berpengaruh di dunia versi majalah Fortune bersama dengan tokoh-tokoh lain seperti CEO Facebook Mark Zuckerberg, Perdana Menteri India Narendra Modi, dan tokoh lainnya.

Pada bulan Juli 2018, Kota Surabaya di bawah kepemimpinan Tri Rismaharini memperoleh penghargaan Lee Kuan Yew City Prize bersama dengan Hamburg, Jerman; Kazan, Rusia; dan Tokyo, Jepang. Surabaya menjadi kota pertama di Indonesia yang memperoleh penghargaan ini.

Meskipun meriah berbagai prestasi, wanita dengan latar belakang Sarjana Teknik Arsitektur ini tetap merendah. Ada sebuah kisah tentang Risma yang pernah ditawari menteri saat Kabinet Gotong Royong atau Kabinet Jokowi Jilid I pada 2014 terbentuk.

Risma  mengungkapkan Presiden Joko Widodo pernah menawarinya menjadi menteri dalam. Ia menolak tawaran tersebut. "Pak Jokowi saat itu belum dilantik, saya ditawari menjadi menteri. Tidak mau saya," kata Risma Dalam sebuah wawancara di September 2017.

Alasan Risma adalah dia ingin menyelesaikan tugasnya untuk melayani warga Surabaya, sebagai seorang Walikota. Mungkin karena itulah, warga Surabaya sangat mencintai Risma.

Pada awal Februari, Risma sempat mengundurkan diri karena beban pekerjaan yang amat berat, Akan tetapi, hampir sebagian besar masyarakat Surabaya menolak rencana pengunduran diri Risma dikarenakan prestasinya selama memimpin Surabaya, bahkan muncul gerakan di situs jejaring sosial yang bernama 'Save Risma' untuk mendukung kepemimpinan wali kota Tri Rismaharini.

Risma memang sangat dekat dengan masyarakat. Risma pernah  mengemukakan bahwa yang dapat mengukur kemampuan seorang pemimpin adalah masyarakat. Jabatan itu tidak boleh diminta, dirinya juga tidak ingin menjadi pemimpin yang sombong.

Saat yang Tepat Bagi Risma Untuk Menjadi Menteri Jokowi

Dari sisi kemampuan dan kompetensi Risma sudah di atas rata-rata. Tanpa mengurangi rasa hormat terhadap kader PDIP yang berlatar belakang birokrat, Risma adalah yang terbaik di antara yang lain.

Oleh karena itu, jika harus membuat daftar pendek calon menteri untuk Jokowi, maka Risma pantas berada di deretan papan atas.

Dari segi waktu, sekarang adalah waktu yang tepat bagi Risma. Alasan Risma bahwa Surabaya membutuhkannya, sebenarnya sudah bisa sedikit dipinggirkan. Surabaya sudah berubah menjadi lebih baik dalam hampir sepuluh tahun kepemimpinan Risma. Saatnya Surabaya ditinggalkan tetapi dengan standar yang tinggi yang sudah dibuat Risma untuk pemimpin baru nantinya.

Dari sisi kepartaian, PDIP melalui Megawati sebenarnya sudah lama memberi restu, bahkan penunjukan Risma menjadi salah satu pengurus DPP dalam Kongres di Bali kemarin, seperti sebuah tanda yang teramat kelas  bahwa Risma akan didaulat menjadi salah satu calon kuat menteri Jokowi dari PDIP.

Ada pola yang tidak secara langsung terlihat, calon menteri akan terlebih dahulu diambil dari pengurus partai aktif. Sebut saja Yasonna Laoly, yang menjadi ketua bidang hukum dan ditunjuk memang menjadi Menkumham.

Salah satu penghalang Risma menjadi menteri adalah pertimbangan kondisi kesehatannya yang agak menurun saat-saat terakhir. Publik yang berharap agar enerji Risma dapat memperkuat Kabinet ke depan tentu berharap dan berdoa agar Risma dapat segera benar-benar pulih.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun