Ditinggalkan sendiri itu tidak mudah, dan juga sakit. Melihat kolega politik berlomba-lomba untuk ikut menikmati kue kekuasaan tentu saja menggoda bagi Gerindra sebagai partai ataupun para kader sebagai individu untuk melakukan hal yang sama.
Fenomena di dalam partai terjadi ketidaksehatian, pro dan kontra dalam memutuskan langkah ke depan seperti yang dialami oleh PAN dan Demokrat, harus diakui lambat laun mulai merambah ke tubuh internal Gerindra.
Hal ini menjadi wajar dan mungkin dialami oleh Gerindra, karena kebanyakan partai masih sedang berjuang untuk dikelola secara demokratis, tidak secara oligarkis bahkan personalistik. Akibatnya  adalah sumber penerimaan utama parpol adalah kalangan elit internal sehingga tidak peduli pada anggota.
Hal ini mengakibatkan personal-personal di dalam partai yang secara elite belum "kuat", dan pada pileg yang lalu tidak berhasil  mulai berpikir untuk mencari jalan agar partai termasuk dirinya dapat safe, dan salah satu jalan adalah bergabung dengan pemerintahan.
BIsa jadi karena alasan itulah, persoalannya bagi Gerindra hari ini  adalah  ada polarisasi dua kelompok. Kelompok pertama adalah kelompok yang ingin melihat kesempatan ini menjadi nyata (bergabung dengan Jokowi) namun tidak mau  isu ini terlalu cepat diangkat ke permukaan, karena belum dimasak secara sempurna. Masih perlu diskusi secara internal, sekaligus melihat bibit bobot bebet sebelum keputusan diambil.
Kelompok kedua adalah kelompok nothing to lose, yang kebanyakan terdiri dari anggota yang berhasil di pileg kemarin dan seperti masih ingin memainkan isu ini sesuai dengan konteks yang diinginkan. Konteks yang ingin ditampilkan adalah Gerindra masih bertarung di ranah MK sehingga ajakan untuk bergabung ke dalam koalisi Jokowi, seperti akan memalukan pihak sendiri.
Siapa-siapa yang terbagi ke dalam kedua kelompok ini, masi belum jelas, meski  lambat laun akan terlihat jelas. Melihat  bagaimana isu ini bergulir, maka sekali lagi patut diduga bahwa Gerindra memang benar sedang goyah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H