"Pak Luhut mau ketemu Pak Prabowo sebagai utusan presiden. Saya kira kan Pak Prabowo berhalangan ya, so saya kira kita menunggu dulu deh, kalau sudah dia kasih kesempatan, kalau enggak salah Prabowo enggak enak badan," tutur Hashim, Senin (22/4).
Di masa kampanye, di awal April, Prabowo bahkan didera kabar menderita sakit yang cukup berat. Kabar yang beredar saat itu mengatakan bahwa bahwa Prabowo terkena serangan stroke ringan.
Karena sakit tersebut, beberapa rencana kampanye terpaksa dibatalkan. Prabowo batal menghadiri acara Isra Miraj yang rencananya digelar di Aceh Utara. Dia juga batal hadir dalam kampanye terbuka di Aceh, Medan dan Pangkalpinang.
Hashim Djojohadikusumo kembali menjelaskan bahwa Prabowo tidak terserang stroke ringan. Prabowo hanya mengalami flu biasa. Memang sesudah itu, seperti biasanya, Prabowo kembali tampak fit.
Di awal tahun 2019, Prabowo kembali dikabarkan jatuh sakit. Menderita flu yang berat hingga demam, oleh dokter pribadinya Prabowo bahkan diminta untuk istirahat total selama tiga hari. Beberapa acara penting di Januari, seperti konsolidasi PKS tidak sempat dihadiri Prabowo kaena sakitnya itu.
Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf bahkan ikut bersimpati dengan berita sakitnya Prabowo bahkan mendoakan agar Prabowo cepat sembuh dan lancar mengikuti kontestasi Pemilu 2019.
"Kami tentu sedih mendengar bahwa Pak Prabowo sakit. Kami mendoakan dan saya kira juga seluruh masyarakat ikut mendoakan Pak Prabowo agar beliau diberi kesehatan," ungkap Wakil Ketua TKN Jokowi-Ma'ruf, Abdul Kadir Karding, kepada wartawan, Rabu (30/1/2019).
Menyangkut kesehatan, harus diakui Prabowo tidaklah muda lagi. Di usia 68 tahun, semangat tidaklah cukup karena tubuh yang tua akan semakin lemah hari demi hari, manusiawi.
Apalagi, menurut ilmu kedokteran, hati yang gembira dan tenang adalah obat atau mampu menambahkan daya tahan tubuh. Sesudah Pemilu 2019 dan aksi 22 Mei, Prabowo tentu tidaklah gembira dan tenang, karena banyak persoalan yang menunggunya.
Prabowo harus bersiap untuk memimpin gugatan sengketa Pemilu di Mahkamah Konstitusi serta memikirkan pendukung-pendukungnya yang satu persatu telah melakukan tindakan yang melanggar hukum.Â
Sebaiknya, sebelum itu dihadapi dan dijalani Prabowo mesti melakukan check up kesehatan, sekaligus mengobati sakit yang dialaminya di luar negeri.