Musisi Glen Fredly menjadi sorotan netizen, dikecam dan juga didukung. Unggahannya di akun Instagram yang telah dihapusnya, dianggap oleh netizen pro Prabowo telah menghina paslon 02, Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno.
"Shame on you Prabowo & Sandy! Kalian bukan pemimpin, kalian pengadu domba bangsamu sendiri!" tulis Glen Fredly pada Rabu, 22 Mei 2019.
Persoalan menjadi membesar dan melebar, Â dan akhirnya mengundang dua kubu yang sedang berlawanan di kontestasi Pemilu, Â Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno dan Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Maruf untuk ikut berkomentar.
BPN mengecam pernyataan Glenn Fredly yang menyebut sang paslon pengadu domba bangsa sendiri, dan mengatakan pernyataan Glenn sebagai sesuatu yang  tak pantas.
"Sangat tidak pantas, hal hal seperti inilah yang justru malah mengadu domba dan menciptakan ujaran kebencian," ujar Wakil Direktur IT BPN Prabowo-Sandiaga Vasco Ruseimy kepada wartawan seperti dikutip dari detik.com.
Sedangkan TKN Jokowi-Ma'ruf sendiri bersikap sebaliknya, TKN menilai tak ada yang salah dari pernyataan Glenn. Menurut TKN, pernyataan Glenn itu justru mengandung kebenaran.
"Saya pikir tidak ada yang salah dari Glenn. Pernyataannya justru mengandung kebenaran. Kalau kita refleksikan lebih dalam, kericuhan 21-22 Mei tidak akan terjadi bila Pak Prabowo dan Pak Sandi menerima kekalahan mereka dengan legawa," ujar Wakil Sekretaris TKN Jokowi-Ma'ruf, Raja Juli Antoni.
Kegaduhan terjadi lagi, apa yang dilakukan Glenn cepat disambar dan disajikan secara politis dari setiap orang yang berkepentingan.
Setiap peristiwa tentu ada hikmahnya. Kebijaksanaan dalam bermedsos, sepertinya masih harus terus menjadi bahan pembelajaran di dalam proses demokrasi. Kebebasan menyatakan berpendapat, sering tidak digunakan pada tempat dan sebagaimana mestinya. Ini bukan soal benar dan salah saja, tetapi soal ekses yang ditimbulkan.
Ratna Sarumpaet seharusnya menjadi contoh bagi setiap public figure, meski dalam kadar yang lebih berat dan kasus yang berbeda. Ratna adalah contoh dimana keinginan, nafsu dan ambisi bercampur menjadi satu dengan jentik jemari yang mengunggah berita hoax.
Ratna sudah sedikil lagi akan divonis, berkelam lebih lama di balik jeruji. Kasihan, karena tidak banyak aktivitis wanita berusia lebih dari paruh baya yang bersemangat seperti dirinya.
Saat di persidangan, Ratna mengatakan sesuatu yang menarik. Ratna menyebutnya sebagai public figure, aktivis dan tidak mau disamakan dengan pejabat publik.
"Saya minta maaf Yang Mulia, bikin banyak tersendat tadi, karena saya kurang konsisten, di awal gagap-gagap, saya juga ingin dicatat bahwa saya ini jangan disamakan pejabat publik dengan public figure, saya bukan pejabat publik, saya aktivis yang terkenal karena pekerjaannya," kata Ratna, di PN Jakarta Selatan, Jalan Ampera Raya, Selasa (14/5/2019).
Ratna mengatakan sebagai public figure dia boleh berbohong, namun jika dirinya seorang pejabat publik maka tidak boleh berbohong. Entah logika apa yang dipakai oleh Ratna dengan pernyataannya tersebut.
Akan tetapi, Ratna seperti sadar bahwa sebagai public figure, apa yang diperbuatnya akan menjadi sorotan, gerak gerik, ucapan dan pastinya perilaku bermedsos. Di lain sisi seorang public figure juga manusia biasa, mempunyai kemauan, kehendak dan pilihan politik. Jika tidak mampu dijaga, maka akan berdampak negatif.
Kembali ke Glenn. Penyanyi asal ambon ini sepertinya baru sadar hal tersebut sesudah memosting di Insta, menghapusnya adalah bentuk kesadaran yang muncul meski bisa dikatakan terlambat.
Sahabat musisi Tompi ini, memiliki perspektif politik dan hendak berposisi, itu tidak menjadi persoalan, persoalannya tidak semua hal tentang itu perlu diumbar ke publik, tindakan Glenn bisa dianggap tidak tepat dan akan amat mudah digiring sesuai keinginan penggiring. Jika tidak berhati-hati, Glenn akan terjebak di dalam gelembung ini.
Untuk menjaga posisinya, Glenn terlihat bersikap cerdik. Â Tidak mau mengomentari para haters, kemarin, Â Glenn memosting sebuah kegiatan saat dirinya ketika dirinya diundang mendengarkan tausiah Quraish Shihab oleh Najwa Shihab dalam sebuah acara. Penyanyi ini pun bercerita soal kesan-kesannya usai mendengar tausiah yang disampaikan sang ulama. Â
"'Kemanusiaan mendahului keAgamaan.., kita bisa berbeda pendapat namun hendaknya bersama-sama mengejar kebaikan dalam kemanusiaan'. Quraish Shihab. Saya tertegun mendengar tausyiah beliau yang begitu dalam makna dan pengetahuan serta penting untuk direnungkan," tulisnya dalam postingan di Instagram.
Postingan positif, paling tidak membuat pendukung Prabowo menjadi kembali sedikit terpesona, dan menurunkan tempo emosi mereka.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H