"Salah dua sudah masuk, kemampuan manajerial, kemampuan mengeksekusi saya lihat sudah memiliki," kata Jokowi, menyebut kepantasan Bahlil Lahadalia sebagai calon menteri Jokowi.
Untuk pertama kalinya, setelah Pilpres 2019, Jokowi menyebut nama yang pantas dijadikan sebagai menteri di kabinet, jika akhirnya Jokowi yang dilantik menjadi Presiden di Oktober nanti.
Adalah nama Bahlil Lahadalia, Ketua Umum Ketua Umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI), Â yang beruntung disebut Jokowi. Dalam acara buka puasa bersama dengan HIPMI di The Ritz Carlton, Mega Kuningan, Jakarta Selatan, Minggu (26/5/2019), Jokowi mengatakan bahwa Bahlil sudah pantas menjadi menteri.
"Tadi saya melihat-lihat adinda Bahlil ini kelihatannya cocok jadi menteri," kata Jokowi di The Ritz Carlton, Mega Kuningan, Jakarta Selatan, Minggu (26/5/2019).
"Saya lihat dari samping, saya lihat dari bawah ke atas, cocok kelihatannya. Pintar bawa suasana dan juga ya sangat cerdas," kata Jokowi disambut tepuk tangan meriah. "Jadi kalau nanti beliau terpilih ya nggak usah kaget," imbuh Jokowi.
Nama Bahlil Lahadalia memang sebelumnya tidak terlalu dikenal. Pria kelahiran 7 Agustus 1976 asal Fakfak Papua ini, pernah menjalani berbagai profesi untuk bertahan hidup sebelum menjadi sukses seperti sekarang.
Bahlil memulai usahanya dengan menjadi tukang kue semasa kecil, seorang kondektur, dan  menjadi sopir angkot. Kerja keras yang dilakukannya membuat Bahlil menjadi seorang pengusaha sukses  dan akhirnya menjadi Ketua HIPMI, posisi yang harus diakui selama ini sering diisi oleh anak-anak pengusana dan pejabat.
Perjuangan Bahlil memang inspiratif. Dalam sebuah wawancara, Bahlil secara mengejutkan mengatakan bahwa  memulai bisnis baginya bisa disebut sebuah "keterpaksaan".
Kehidupan keluarga Bahlil memang tergolong tidak mampu. Ibu Bahlil hanyalan seorang laundry di rumah orang sekaligus menjadi pembantu rumah tangga. Â Sedangkan bapak Bahlil bekerja sebagai buruh bangunan dengan gajinya Rp 7.500/hari.
Perlahan demi perlahan, melalui setiap kerja kerasnya Bahlil berhasil. Saat menginjak 25 tahun, Bahlil Lahadalia sudah bisa mendapatkan gaji Rp 35 juta saat pertama kali bekerja menjadi petinggi di perusahaan konsultan keuangan yang dibangun bersama teman-temannya.
Setelah mempertimbangkan dengan mapan, Bahlil akhirnya keluar dari perusahaan tersebut. Meski pada awalnya dianggap setengah gila, namun keputusan tersebutlah yang akhirnya mampu mendongkrak karir bisnis Bahlil.
Kini Bahlil  telah memiliki kurang lebih 10 perusahaan di berbagai bidang di bawah bendera PT Rifa Capital sebagai holding company.
Pada tahun 2015,  lulusan S1 di  Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Port Mumbai, Jayapura, Papua ini mendapati kariernya menjadi  bertambah manis saat Munas Himpungan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) memilihnya kembali menjadi Ketua Umum HIPMI untuk periode 2015-2018.
***
Berdasarkan jejak riwayat kehidupan Bahlil ini, dan dihubungkan dengan kriteria menteri Jokowi, maka Bahlil dapat dianggap memang pantas mendapatkan jabatan menteri.
"Sudah saya sampaikan bolak-balik, mampu mengeksekusi dari program-program yang ada. Kemampuan eksekutor itu yang paling penting. Memiliki kemampuan manajerial yang baik, baik makro maupun daerah yang baik. Mampu memanage dari setiap masalah, problem, persoalan-persoalan yang ada dengan program dan eksekusinya benar," kata Jokowi mengatakan tentang kriteria dasar calon menteri di dalam pemerintahannya nanti.
Kemampuan manajerial dan kemampuan mengeksekusi dengan cepat, adalah syarat dasar dari Jokowi bagi calon menteri. Jokowi tentu tidak mau sembarangan memilih orang, karena nanti akan berdampak kepada kinerja pemerintahannya nanti. Kita tunggu nanti, apakah dalam penggodokan nama calon menteri, nama Bahlil akan muncul ke permukaan atau tidak.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H