Beberapa petinggi partai terus memberikan pernyataan bahwa koalisi Prabowo tetap solid, namun konflik internal terus terjadi bahkan menjadi sulit dikendalikan.
Mengatakan bahwa koalisi Prabowo tetap solid, namun pernyataan kontradiktif terus terjadi seperti sebuah hal yang bertentangan.
Di lain sisi, mengatakan bahwa pernyataan Arief Puyuono, Andi Arief dan Jansen Sitandaon hanya sebagai pernyataan pribadi tidak membantu untuk bisa menghalangi pandangan publik, bahwasanya koalisi Prabowo memang benar sedang oleng.
Beberapa pengamat mengatakan bahwa ini memang akan terus terjadi ketika partai yang menaungi atau koalisi, tidak memberikan hukuman kepada para elit "tukang gaduh" ini. Mengatakan bahwa pernyataan mereka sebagai pernyataan pribadi tanpa tindakan menghukum, akan membuat tidak ada yang akan berubah dari sisi normatif.
Ketidakberanian BPN Prabowo mengurus para elit ini membuat publik bertanya-tanya, ada apa apa sebenarnya? Ketakutan apa yang membuat, para elit pembuat "gaduh" ini terus mengeluarkan pernyataan yang kontroversial tanpa terlihat adanya pencegahan?
Patut diduga, bahwa tindakan mendepak partai, menghukum elit, dirasa bukanlah tindakan yang tepat bagi BPN Prabowo ketika koalisi masih ada di dalam koridor  perjuangan untuk memenangkan Prabowo. Salah bereaksi, koalisi goyah dan perjuangan akan terganggu.
Di sisi lain, mungkin saja partai pendukung yang ingin hengkang "sengaja" menggunakan para tukang gaduh untuk segera mendapatkan alasan untuk keluar dari koalisi. Sebaliknya, koalisi memang terus memanas-manasi agar yang dianggap tidak loyal, bisa keluar sendiri.
Entahlah, kita tunggu saja sampai kapan hal ini terus terjadi, dan ada apa sebenarnya di balik semuanya ini.
Sumber :
1. Detik.com, Elit PD : Dukung Prabowo Buat Suara Partai Turun Karena Politik Identitas
2. Detik.com,Tegaskan Sikap PD, Andi Arief "Sentil" 2 Parpol Pembayar Buzzer