Mohon tunggu...
Arnold Adoe
Arnold Adoe Mohon Tunggu... Lainnya - Tukang Kayu Setengah Hati

Menikmati Bola, Politik dan Sesekali Wisata

Selanjutnya

Tutup

Analisis Artikel Utama

Untuk Indonesia, Kita Berharap "Skenario Venezuela" Prabowo adalah Halusinasi

8 Mei 2019   09:03 Diperbarui: 8 Mei 2019   10:19 2675
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Dengan mengundang media asing, Prabowo dan BPN semakin kuat dugaan skenario 02 untuk mengulang skenario Venezuela dengan mobilisasi massa menentang Presiden terpilih dan selanjutnya mengundang keterlibatan asing dalam masalah dalam negeri," kata Juru bicara TKN Jokowi-Ma'ruf, Ace Hasan Syadzily, kepada wartawan, Selasa (7/5).

TKN Jokowi-Ma'ruf langsung berespon sesudah melihat strategi baru BPN Prabowo-Sandi yang mengundang media asing di Kertanegara. TKN menilai bahwa narasi yang diungkapkan Prabowo di momen tersebut, yaitu tentang kecurangan dan mengatakan tidak akan menerima hasil pemilu seperti ingin mengulang skenario Venezuela di Indonesia.

BPN melalui juru bicara Andre Rosiade berupaya menjelaskan bahwa pertemuan dengan media asing itu adalah suatu hal yang biasa dan mengatakan bahwa perkataan tentang skenario adalah sebuah halusinasi.

"Saya rasa TKN berhalusinasi ya dengan membayangkan Pak Prabowo akan mengulang skenario Venezuela," ujar Andre, kepada wartawan, Selasa (7/5/2019).

Apa itu skenario Venezuela? Jika kita melihat jejak berita tentang Venezuela saat ini, situasi yang terjadi di sana memang ada kemiripan dengan situasi politik di Indonesia.

Saat ini, negara Amerika Latin sedang mengalami konflik politik yang berpotensi membesar di  antara dua orang yang keduanya mengklaim sebagai presiden Venezuela yang sah; Nicolas Maduro Moros, yang terpilih kembali sebagai presiden pada pemilihan umum (pemilu) Mei 2018, dan pemimpin oposisi Juan Guaido.

Maduro, sendiri telah  dilantik sebagai presiden untuk periode kedua pada 11 Januari 2019 dan direncanakan akan berkuasa hinggga enam tahun ke depan di Venezuela.

Akan tetapi Juan Guaido, tidak begitu saja mau menerima hasil Pemilu. Guaido menilai pemilu tahun 2018 itu telah dicurangi.  Lebih dari itu Guaido mengklaim dirinya sebagai presiden yang sah menurut konstitusi negara.

Konflik ini mulai bertambah parah ketika tekanan bukan datang dari domestik saja tapi juga dari internasional. 

Pada Januari 2019, Presiden Amerika Serikat, Donald Trump secara resmi mengakui Guaido sebagai presiden sementara Venezuela dan menyebut klaim Maduro sebagai sesuatu yang "tidak sah".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun