Mohon tunggu...
Arnold Adoe
Arnold Adoe Mohon Tunggu... Lainnya - Tukang Kayu Setengah Hati

Menikmati Bola, Politik dan Sesekali Wisata

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Pilihan

Strategis bagi Sandiaga Uno Jika Mau Bertemu Ma'ruf Amin

25 April 2019   14:58 Diperbarui: 25 April 2019   15:12 417
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jokowi dan Prabowo bisa dikatakan tidak mungkin bertemu dalam waktu dekat. Berulang kali para pendukungnya mengatakan bahwa Prabowo enggan bertemu dan menolak utusan Jokowi.

Prabowo yang pada awalnya beralasan sakit, bahkan lebih memilih untuk ke berbagai acara daripada bertemu dengan utusan Jokowi.

Rencana Rekonsiliasi antar pucuk elit politik demi mencairkan suasana urung terjadi, jika mengharapkan pertemuan kedua tokoh ini.

Di tengah kebuntuan pertemuan kedua tokoh tersebut, media mewartakan bahwa Cawapres Jokowi, Ma'ruf Amin ingin bertemu dan bersilahturahmi dengan Sandiaga Uno.

"Bertemunya (dengan Sandiaga) pasti ya. (Karena) bagaimana pun bangsa ini harus kita jaga, harus kita satukan. Tidak boleh ada konflik dan itu harus dimulai dari elite tentu dari pucuknya, atasnya," ujar Ma'ruf usai acara di di Kampung Minggiran, Yogyakarta, Rabu (24/4/2019).

Ma'ruf mengatakan bahwa upaya rekonsiliasi bangsa harus dimulai dari para elite politik termasuk dirinya, sehingga dia berkomitmen untuk segera bertemu dengan Sandiaga.

Seperti gayung bersambut, Sandiaga pun menyambut wacana ini. Bahkan menurut Sandiaga, sudah sejak Agustus 2018 dia ingin bersilahturahmi dengan Ma'ruf Amin.

"Saya sudah ingin bertemu dengan Pak Kiai Ma'ruf itu malah setelah bulan Agustus. Saya sudah meminta lewat lima channel Kiai Ma'ruf karena saya tidak berhubungan langsung dengan Kiai Ma'ruf," kata Sandiaga saat ditemui di Rumah Siap Kerja, di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (24/4/2019).

Meskipun mengatakan bahwa dirinya sedang sibuk mengawal proses C1 namun Sandi mengatakan bahwa silahturahmi dapat saja terjadi. Jika pertemuan ini terjadi, maka tentu akan meneduhkan suasana politik pasca Pilpres 2019 sekaligus mencairkan suasana. Rekonsiliasi perlahan-lahan berjalan, dan tentu ini amat strategis bagi Sandi.

Apa yang dimaksud dengan strategis bagi Sandiaga Uno?

Saya bangun opini setelah melihat perbicangan atau diskusi yang terjadi di Mata Najwa kemarin. Dalam diskusi bertema "Hasil Pemilu" tersebut, Sekretaris TKN Jokowi-Ma'ruf, Hasto Kristyanto sempat menyinggung soal Sandiaga.

Bagi Hasto, di barisan Prabowo, salah seorang yang terlihat tidak yakin atas klaim kemenangan Prabowo adalah Sandiaga Uno. Hasto merasa bahwa ketidakhadiran di beberapa deklarasi dan wajah Sandi memang menunjukan hal itu dengan jelas.

Meskipun sempat dibantah oleh Wakil Ketua BPN, Priyo Budi Santoso yang mengatakan bahwa apa yang dikatakan Hasto totally wrong, karena pihak BPN yang tahu benar suasana batin Sandi, namun kemarin, saat deklarasi kemenangan di TMII, Sandi lagi-lagi kembali memilih tidak hadir. 

Menarik ketika Hasto kemudian ditanya mengapa Sandi tetap berada di kubu Prabowo meski tahu bahwa kubunya kalah. Hasto menjawab dengan santai, ada dua kemungkinan, pertama, Sandi berusaha tetap memperlihatkan militansinya terhadap Prabowo dan anggota partai, kedua, Sandi tetap berkepentingan menjaga etika poltiknya untuk kepentingan 2024.

Pendapat Hasto dapat dikatakan logis. Berulang kali beberapa pengamat mengatakan bahwa Sandiaga adalah salah satu politikus muda yang meroket dalam Pilpres kali ini.

Salah satu variabelnya adalah kelihaian Sandi dapat memunculkan dirinya sebagai sosok yang dipilih Prabowo ketika banyak sekali calon lainnya. Apapun alasan di balik itu, ini menyimpulkan bahwa Sandi memang memiliki kekuatan politik yang cukup besar.

Kita kembali ke wacana pertemuan Ma'ruf Amin dan Sandiaga Uno. Jika Sandi berani "berubah arah" dengan alasan rekonsiliasi demi Keutuhan Bangsa dengan mau bertemu dengan Ma'ruf Amin, maka dipastikan ketokohan Sandi tentu akan semakin meningkat.

Strategi politik seperti ini biasanya ampuh untuk menaikan popularitas.

Ketika rakyat Indonesia mulai bosan dan muak oleh perilaku elit politik yang senang konflik, saling menolak dan tidak mau berdamai, maka figur yang datang sebagai sosok "penyelamat" akan mendapat apresiasi bahkan akan dianggap sebagai pahlawan.

Jika berani mengambil resiko itu dapat dikatakan "bola" akan bergulir ke kaki Sandi. Apakah berani Sandi?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun