"Baik...tidak pernah sakit" balas udin, sambil tertawa.
"Maksud saya, orangnya jika jadi dewan, akan baik?" tanya pria itu lagi, mencoba serius.
"Pasti..." kali ini Udin menepukan tangannya pada bahu pria tersebut.
"Di dalam itu, di surat suara ada fotonya?" tanya pria itu lagi, berusaha mengkonfirmasi isi surat suara di dalam sama dengan yang di luar.
"Tidak..hanya nama" sahut Udin.
"Gawat...Saya buta huruf".Â
Udin terlihat berpikir keras beberapa saat..
"Tapi bisa lihat nomor kan, angka??"
"Bisa..."
"Lihat dan Hafal saja nomornya" kata Udin. Pria itu menganggukan kepalanya. Merekapun untuk sementara berpisah.
"Payah..ketemu orang buta huruf, kepala saya langsung pusing" ujar Udin, kembali duduk. Saya tersenyum.