"Menjadi petenis nomor satu dunia terdengat sedikit aneh daripada menjadi juara di Australia Open. Saya rasa bisa mengatasinya besok," ujar Naomi sambil tersenyum.
Sebagai informasi, Naomi ini menjadi pemain pertama yang memenangkan dua piala Grand Slam secara beruntun sejak Serena Williams pada 2015, dan pemain pertama yang mempertahankan gelar perdananya di Slam berikutnya sejak Jennifer Capriati memenangkan Australia dan Prancis Terbuka di tahun 2001.
Naomi memang fenomenal. Memulai tahun 2018 dengan berperingkat 72 dunia, di awal tahun 2019 Â dengan gelar Australia Terbuka ini, Naomi sudah resmi beperingkat satu dunia.
Gaya bermain Naomi yang agresif menyerang dari baseline amat sulit diantisipasi oleh pemain lawan. Dari garis belakang, backhand dan forehand menghujam keras dan sulit dikembalikan lawan. Petra Kvitova sendiri yang juga dikenal dengan kekuatannya sering kehabisan tenaga ketika beradu pukulan dalam  reli panjang dengan Naomi. Â
***
Catatan pribadi Naomi  juga terbilang unik. Naomi bukan seratus persen berdarah Jepang. Naomi lahir pada 16 Oktober 1997 dari pasangan Tamaki Osaka dan Leonard San Francois. Ayahnya lahir di Haiti dan kuliah di New York University sebelum pindah ke Jepang, bertemu dan menikahi ibu Tamaki.
Kedua orang tua Naomi sepakat memberi marga Osaka bukan San Francois agar  mudah bila suatu saat keluarga memutuskan untuk tinggal di Jepang. Pada usia tiga tahun Naomi Osaka pindah ke Amerika Serikat bersama keluarganya dan tinggal di Florida.
Di akademi milik legenda tenis wanita ini, bakat Naomi semakin terasah baik. Chris Evert bahkan sering berbincang dengan Naomi yang dianggapnya sebagai calon bintang ketika berlatih di Evert Academy.
Sebelum Australia Terbuka dimulai, Naomi juga tak menyangkal bahwa Evert sangat mempengaruhinya.
Dia sangat baik. Setiap kali saya melihatnya, dia selalu datang dan mengatakan banyak kata-kata yang membesarkan hati jadi saya sangat berterima kasih untuknya, "kata Naomi.